Didukung Kesadaran Kolektif Masyarakat, Desa Suranenggala Kidul Kampung Literasi Pertama di Kabupaten Cirebon

kacenews.id-CIREBON-Desa Suranenggala Kidul, Kecamatan Suranenggala, kini resmi menyandang predikat sebagai kampung literasi pertama di Kabupaten Cirebon. Lebih dari sekadar seremoni, langkah ini menjadi titik balik transformasi desa menuju masyarakat yang cerdas, melek informasi, dan siap bersaing di era digital.
Peresmian Kampung Literasi ini dilakukan pada Rabu (25/6/2025) oleh Wakil Bupati (Wabup) Cirebon, H. Agus Kurniawan Budiman, yang menekankan pentingnya literasi sebagai pondasi pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Ia mengemukakan literasi tidak hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan memahami informasi digital, mengelola keuangan pribadi, hingga menjaga kesehatan melalui informasi yang tepat.
“Ini bukan program seremonial. Ini adalah investasi jangka panjang untuk mencetak masyarakat yang mandiri, kritis, dan berdaya saing,” kata wabup yang akrab disapa Jigus.
Wakil bupati berharap, keberadaan Kampung Literasi bisa mempercepat peningkatan IPM Kabupaten Cirebon yang masih perlu banyak dorongan. Ia menekankan bahwa SDM unggul hanya bisa tercipta jika masyarakat terus belajar dan memperluas wawasannya.
“Kalau literasi kita kuat, maka masyarakat akan mampu menghadapi tantangan zaman. Ini adalah cara paling dasar tapi paling ampuh untuk membangun Cirebon dari desa,”katanya.
Kampung Literasi ini diinisiasi oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Cirebon sebagai bagian dari program 100 hari kerja kepala daerah. Plt Kepala Disarpus, Suhartono, mengungkapkan Suranenggala Kidul dipilih sebagai pilot project karena tingginya antusiasme masyarakat terhadap gerakan literasi.
“Di sini ada kesadaran kolektif bahwa literasi bukan hanya urusan sekolah. Ini soal bagaimana masyarakat bisa lebih adaptif terhadap perubahan, dari dunia kerja hingga pola hidup sehat,” ujarnya.
Ia menyebutkan, tiga fokus utama diterapkan di tahap awal. Yakni literasi baca tulis dan numerasi, literasi digital, serta literasi keuangan. Ketiganya menyasar semua kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Suhartono menyebut, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kabupaten Cirebon masih di bawah rata-rata nasional. Kampung Literasi pun diharapkan menjadi solusi strategis dan model percontohan untuk desa lain.
“Target kami jelas, bukan hanya membentuk masyarakat yang gemar membaca, tapi juga mampu mengambil keputusan yang cerdas berdasarkan informasi,” katanya.
Keunikan Kampung Literasi Suranenggala Kidul terletak pada kolaborasi. Pemerintah desa, pegiat literasi, perguruan tinggi, hingga sektor perbankan seperti Bank Indonesia dan BJB turut terlibat aktif.
“Kolaborasi inilah yang membuat kampung ini hidup. Literasi tumbuh karena masyarakatnya merasa dilibatkan, bukan digurui,” katanya.
Saat ini, lanjut dia, terdapat lebih dari 80 pegiat literasi yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Cirebon, dan mereka akan menjadi ujung tombak replikasi program ini di desa-desa lain mulai 2026.(Is)