Finansial

Hama Tikus Kian Mengganas, Burung Hantu Gagal Lindungi Petani

kacenews.id-MAJALENGKA-Para petani di Desa Pasindangan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka mengeluhkan munculnya serangan tikus sejak tiga pekan terakhir di saat tanaman padi sedang bunting muda. Akibatnya, sebagian rumpun padi habis tinggal tersisa tunggul.
Sarang burung hantu yang dipasang di enam titik dari pemberian Presiden Prabowo Subianto tidak pernah dihinggapi sehingga tikus pun mengganas.
Menurut keterangan Daskam salah seorang petani di Blok Rancabolang, Desa Pasindangan, serangan tikus baru menyerang di areal sawah di wilayahnya karena masa tanam lebih dulu dibanding wilayah lain.
Kemungkinan itu pula yang menyebabkan serangan tikus cukup ganas. “Hanya di wilayah kami yang kena serangan tikus, sawah di Desa Panongan tetangga desa masih aman karena tanaman belum mulai bunting,” ungkap Daskam.
Menurutnya, tikus sementara ini hanya menyerang tanaman yang padinya mulai bunting, tikus langsung memakan batang padi bagian tengah. “Mungkin calon bunga rasanya manis, jadi itu yang dimangsanya,” tambah Daskam.
Senada disampaikan petani lainnya Rasidi, yang areal sawahnya juga terkena serangan tikus. Serangan tikus, menurutnya tidak hanya terjadi di malam hari, karena siang hari pun terkadang muncul di tengah sawah hingga tanaman rebah bekas gigitan tikus.
Akibat serangan tikus, sebagian tanaman gundul baik di bagian pinggir pematang maupun di tengah – tengah sawah. “Nya sawah teh barotak dan ku beurit,” ungkapnya.
Mereka mengaku sudah berupaya memasang umpan. Namun, umpan tidak membunuh semua tikus. Bahkan, tikus memilih tanaman padi yang bunting dibanding memakan umpan beracun.
Kepala Desa Pasindangan, Caryo mengatakan, serangan tikus di wilayahnya terjadi sejak tiga pekan terakhir, tepatnya ketika tanaman padi mulai bunting. Lubang-lubang tikus muncul di pematang sawah dan tanggul irigasi.
Dia berharap, pemerintah memberikan bantuan emposan yang menggunakan mesin yang dianggap lebih efektif dibanding pembasmi hama lainnya. Karena dengan mesin emposan, tikus langsung diburu ke sarangnya dengan cara diracun dengan asap.
Sedangkan dengan umpan makanan, tikus bisa saja tidak mencium umpan sehingga umpan utuh dan tikus tetap hidup bahkan semakin gemuk karena memakan padi muda.
“Ari imah manuk mah aya dibere 6, ngan euweuh manukan, can katempo aya manuk tengah peuting kadinya. Nyao nu harita dihiberkeun losna ka mana,” ungkap Caryo.
Dia ingin jika pemerintah akan memberi bantuan pembasmi tikus disarankan membantu emposan mesin. Emposan akan lebih awet bisa bertahun-tahun. Berbeda dengan rumah buruh hantu yang sudah dibangun, paling bisa bertahan hanya satu tahun karena tiangnya dibuat dari kayu alba yang mudah lapuk.
“Harga emposan di toko sekitar Rp 200.000 hingga Rp 250.000 tapi efektif bisa dipakai oleh petani,” katanya.
Menurut Kepala Dresa Caryo, jika serangan tikus terus berlanjut, petani di wilayahnya terancam gagal panen.(Tat)

Related Articles

Back to top button