75 Persen Bisnis Hotel dan Restoran Cirebon Terpuruk

kacenews.id-CIREBON-Efisiensi anggaran yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Cirebon ternyata membawa dampak domino bagi ribuan pekerja di sektor perhotelan dan restoran. Ketika anggaran kegiatan pemerintah dihentikan, nyaris 75 persen roda bisnis hotel dan restoran di Kabupaten Cirebon pun ikut melambat, bahkan nyaris berhenti.
Hal ini diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cirebon, Ida Kartika, Kamis (12/6/2025). Menurutnya, selama ini, kegiatan Pemkab Cirebon menjadi penyumbang terbesar bagi omzet hotel dan restoran di wilayahnya.
“Sebelum efisiensi, lebih dari 50 persen omzet hotel dan restoran disumbang oleh kegiatan Pemkab Cirebon. Kalau ditotal, kegiatan pemerintah pusat dan daerah menopang sekitar 75 persen kelangsungan bisnis,” ungkap Ida.
Pasca adanya kebijakan penghematan anggaran, omzet hotel dan restoran anjlok hingga 90 persen. Imbasnya, lebih dari 1.000 pekerja hotel dan restoran saat ini sudah dirumahkan. Bukan diberhentikan secara resmi, namun tidak mendapatkan penghasilan tetap.
“Ini bukan hanya terjadi di Cirebon, hampir di semua daerah. Wacana dari Kemendagri yang memperbolehkan lagi kegiatan pemerintahan di hotel dan restoran, sejauh ini belum berdampak,” kata Ida.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon, Novi Hendriyanto, membenarkan bahwa kondisi tersebut sudah mengarah ke masalah ketenagakerjaan. Meski secara resmi, belum ada laporan PHK massal dari PHRI, namun status ribuan pekerja yang dirumahkan sangat rentan berubah menjadi pemutusan hubungan kerja.
“Memang belum ada laporan resmi PHK. Tapi seribuan pekerja sudah dirumahkan. Ini imbas langsung dari efisiensi anggaran,” ujarnya.
Situasi ini membuka satu fakta, betapa tingginya ketergantungan ekonomi sektor hotel dan restoran di Cirebon pada belanja pemerintah daerah. Sektor swasta murni, seperti pariwisata reguler atau kegiatan korporasi non-pemerintah, masih belum mampu menjadi penyangga utama.
Akibatnya, ketika kegiatan dinas, rapat forum, maupun bimbingan teknis tidak lagi digelar di hotel dan restoran, pendapatan sektor ini langsung kolaps.(Mail)