Ragam

Teror Geng Motor

INSIDEN penyerangan geng motor di Blok Tumaritis, Desa Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, merupakan peringatan keras yang tidak bisa lagi diabaikan.
Aksi brutal yang dilakukan dini hari, merusak rumah-rumah warga, dan bahkan diduga melibatkan bom molotov, adalah bentuk nyata teror terhadap keamanan warga.
Ini bukan lagi kenakalan remaja, ini adalah tindak kriminal yang menebar rasa takut di tengah masyarakat.

Masyarakat berhak merasa aman di rumahnya sendiri, apalagi ketika tidak ada sejarah konflik antara warga dan geng motor.
Fakta bahwa para pelaku bisa dengan mudah masuk ke permukiman, membawa senjata tajam, dan melakukan pengrusakan tanpa perlawanan, menunjukkan betapa lemahnya kontrol terhadap geng motor yang kian hari makin nekat.

Pihak kepolisian memang telah datang meninjau lokasi kejadian, namun masyarakat tentu berharap lebih dari sekadar kehadiran pascakejadian. Harus ada investigasi cepat, transparan, dan hasil yang konkret.
Pelaku harus ditangkap dan dihukum seberat-beratnya untuk menimbulkan efek jera. Selain itu, patroli keamanan, khususnya di wilayah yang rawan menjadi lintasan geng motor, perlu ditingkatkan, terlebih pada jam-jam rawan seperti dini hari.

Pemerintah daerah juga harus mengambil bagian. Ketika rumah warga diserang, itu bukan hanya persoalan keamanan, tapi sudah menyentuh aspek psikologis dan sosial. Trauma warga, terutama anak-anak dan lansia, harus menjadi perhatian.
Selain itu, pemulihan fisik atas kerusakan rumah warga harus segera difasilitasi sebagai bentuk tanggung jawab negara terhadap warganya yang menjadi korban.

Kita tidak bisa terus menoleransi geng motor yang menjelma menjadi kelompok kriminal jalanan. Jangan tunggu sampai korban jiwa jatuh.
Aksi brutal di Megu Gede harus menjadi momentum bagi aparat keamanan dan pemangku kebijakan untuk bersatu memberantas teror geng motor dari akar-akarnya. Negara tidak boleh kalah oleh premanisme.***

Related Articles

Back to top button