CirebonRaya

Digagas Kantor Kemenag Kabupaten Cirebon, Doa Bersama Lintas Iman di Gunung Kuda Wujud Solidaritas Menembus Batas Agama

 

 

 

 

kacenews.id-CIREBON-Di balik puing dan tanah longsor yang menelan belasan nyawa di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, muncul cahaya solidaritas yang menembus batas agama.

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Cirebon menginisiasi doa bersama lintas iman sebagai bentuk empati kolektif atas tragedi yang mengguncang masyarakat.

Acara doa bersama ini akan digelar langsung di sekitar lokasi bencana pada Rabu (4/6/2025), pukul 08.00 WIB. Enam pemuka agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, akan memimpin umatnya dalam satu suara, mendoakan para korban dan menguatkan mereka yang ditinggalkan.

Plt Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Cirebon, H Slamet, mengungkapkan kegiatan ini bukan sekadar seremoni keagamaan, tapi manifestasi nilai-nilai kemanusiaan yang melampaui sekat-sekat identitas.

“Ini bukan soal agama, tapi soal rasa. Rasa kemanusiaan kita terpanggil saat melihat saudara-saudara kita tertimpa musibah. Doa lintas iman ini adalah cara kita hadir, menyentuh luka mereka dengan ketulusan,” kata Slamet, Selasa (3/6/2025).

Ia mengemukakan, doa lintas iman ini menjadi simbol kehadiran negara yang tidak hanya hadir secara struktural, tetapi juga spiritual, mengiringi pemulihan jiwa masyarakat yang dilanda duka.

Kegiatan ini dirancang berlangsung secara khidmat dan penuh penghormatan di titik yang telah disepakati bersama pihak keamanan dan aparat desa. Kantor Kemenag  juga menggandeng unsur Forkopimda, ormas keagamaan, tokoh masyarakat, dan jajaran lintas sektor untuk turut serta.

Dijadwalkan hadir dalam prosesi tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Cirebon, ketua DPRD dan segenap anggota Forkopimda, tokoh lintas agama beserta umatnya, serta perwakilan dari berbagai lembaga pendidikan dan penyuluh keagamaan di wilayah Cirebon.

Menurutnya, tragedi longsor Gunung Kuda yang menelan sedikitnya 13 korban jiwa telah mengguncang tidak hanya secara fisik, tetapi juga batin kolektif warga. Doa lintas agama menjadi ruang untuk menyatukan kekuatan spiritual sebagai bentuk perlawanan terhadap luka yang dalam.

“Dalam setiap musibah, bangsa ini selalu menemukan kekuatannya dalam semangat kebersamaan. Doa lintas iman ini adalah pengingat, kita tidak sendiri, kita saling menopang,” tuturnya.

Sementara itu, proses evakuasi korban oleh tim gabungan Basarnas, BNPB, TNI-Polri, dan relawan masih terus dilakukan. Tragedi ini sekaligus menjadi alarm keras pentingnya pengawasan dan kepatuhan terhadap aspek keselamatan dalam kegiatan industri tambang.(Is)

Related Articles

Back to top button