Kisah Taryana Terjebak 30 Menit di Antara Himpitan Bebatuan Gunung Kuda

kacenews.id-INDRAMAYU – Dua korban dari 14 orang yang meninggal dunia akibat peristiwa longsor pertambangan galian C Gunung Kuda Desa Cipanas Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon Jumat (30/5/2025) pagi adalah warga Indramayu.
Kedua orang itu adalah Jamaludin (50 tahun) dan
Wastoni (25 tahun. Keduanya merupakan warga Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Kedua korban ini sopir dan kernet dump
truck. Bahkan keduanya itu masih keluarga, sepupu yang rumahnya bersebelahan.
Warga setempat yang mendengar kabar meninggalnya kedua orang ikut turut hanyut bahkan sejak sore hari kemarin sudah berdatangan ke rumah duka untuk melakukan takziah. Hingga menjelang larut malam suasana rumah duka masih ramai oleh warga. Mereka setia menunggu sampai jenazah kedua korban di antar ke rumah duka.
Kuwu Srengseng Tohir kepada wartawan mengatakan, jenazah sampai di rumah duka sekira pukul 01.00 WIB. Kabar duka pertama kali diketahui keluarga dari rekan sesama sopir truk pada siang harinya sekitar pukul
11.00 WIB. Atas peristiwa ini keluarga korban sangat terpukul setelah mendengar kabar tersebut. Bahkan saat itu keluarga antara percaya dan tidak percaya. Apalagi, kedua korban merupakan sosok yang baik di mata keluarga serta masyarakat.
“Keduanya juga dikenal baik di mata para
tetangga. Disaat mereka mendengar kabar duka tersebut banyak warga yang langsung berdatangan untuk bertakziah, ” ucapnya.
Tohir membenarkan kalau kedua korban adalah warganya. “Saya masih memiliki hubungan saudara dengan kedua korban. Semoga almarhum
diterima disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran,” ucap Tohir.
Sementara tubuh Taryana (45) masih tampak gemetar saat mengenang detik-detik longsor yang menerjang kawasan tambang galian C di Gunung Kuda Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025) pagi.
Warga Saur Lego Kabupaten Indramayu ini menjadi satu dari belasan pekerja tambang yang selamat dari maut, setelah mobil yang dikemudikannya tertimbun material longsor Gunung Kuda.
Taryana terjebak di dalam kabin kendaraan selama sekitar 30 menit. Dalam kondisi gelap dan sempit, ia sempat diliputi rasa panik. Namun ia masih sempat menghubungi temannya menggunakan ponsel. “Alhamdulillah HP saya masih bisa dipakai. Saya langsung telepon teman, minta tolong.”
“Saya bilang saya masih hidup, tolong bantuin saya, saya kejepit,” ujar dia.
Temannya pun datang dan berusaha keras mengevakuasinya. Proses penyelamatan berlangsung dramatis. Dongkrak mobil tak mampu mengangkat reruntuhan yang menjepit kabin. Akhirnya, sebuah pipa besi digunakan untuk membengkokkan setir mobil, membuka ruang sempit agar Taryana bisa keluar.
“Alhamdulillah, saya selamat. Enggak ada luka serius, hanya tangan sedikit nyeri,” katanya, penuh syukur.
Namun tidak semua seberuntung Taryana. Di sekitar lokasi, menurutnya, terdapat sekitar 20 orang, kebanyakan pekerja dan sopir tambang.
Kala itu, ia tengah memuat batu di area tambang.
“Ya, alhamdulillah saya selamat dari longsor kemarin.
“Saya melihat langsung tanda-tanda longsor sesaat sebelum kejadian,” ujar Taryana saat ditemui di lokasi longsor, Sabtu (31/5/2025) sore.
Menurut pengakuannya, saat itu ia baru memuat tiga bucket batu. Instingnya terpanggil untuk menoleh ke atas dan saat itulah ia melihat batu besar mulai bergerak dari lereng gunung. “Saya langsung lari masuk ke dalam mobil.”
“Tak lama, longsoran datang dan menimbun mobil saya,” ucapnya, matanya menerawang.**