CirebonRaya

Siapkan Pekerja Berkompetensi Tinggi, Pemkab Cirebon Diminta Bangun Migran Center

 

 

 

 

 

kacenews.id-CIREBON-Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, H Abdul Kadir Karding, didampingi Wakil Bupati Cirebon, H Agus Kurniawan Budiman melakukan kunjungan kerja ke UPTD Pelatihan Kerja Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon di Kecamatan Plumbon, Sabtu (17/5/2025).

Abdul Kadir Karding menyampaikan pentingnya Cirebon membentuk Migran Center yang merupakan sebuah pusat vokasi yang khusus menyiapkan pekerja migran dari sisi keterampilan dan perlindungan hukum.

“Saya sarankan Cirebon bikin Migran Center. Di situ lengkap, ada pelatihan, sertifikasi, bahkan kurikulum yang diambil langsung dari negara tujuan seperti Korea atau Jepang. Kalau perlu pelatihnya langsung dari sana. Terutama pelatihan bahasa, ini kunci,” katanya.

Menurutnya,  dengan standar UMK Cirebon sebesar Rp 2,6 juta, bekerja ke luar negeri bisa meningkatkan penghasilan berkali-kali lipat. Sebagai contoh di Korea Selatan, gaji seorang welder bisa mencapai Rp 15 juta per bulan.

“Bisa dibayangkan, kalau di Cirebon butuh kerja 4-5 bulan untuk dapat penghasilan itu, di Korea cukup satu bulan saja. Tapi syaratnya satu, berangkatnya harus prosedural,” katanya.

Ia juga mengingatkan, 95 persen permasalahan pekerja migran yang terjadi selama ini berasal dari mereka yang berangkat secara ilegal atau non-prosedural.

“Makanya kita harus perang lawan calo. Jangan kasih celah. Orang-orang ini memanfaatkan ketidaktahuan warga. Ada cerita teman saya dulu, dia calo, ngambil delapan juta dari satu orang. Warga kita sudah miskin, dimintain lagi setoran setelah di luar negeri. Ini kejam,” tuturnya.

Menteri menegaskan komitmennya untuk membekukan perusahaan penempatan yang nakal dan bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memberantas sindikat calo di dalam maupun luar negeri.

Ia mengungkapkan maraknya modus pekerja migran ilegal yang diberangkatkan ke Kamboja, Myanmar, lewat Malaysia atau Thailand, menggunakan visa turis.

“Kami tegaskan, pemerintah tidak punya kerja sama penempatan dengan Kamboja atau Myanmar. Jadi kalau ada yang bilang ada kerja di sana, itu pasti ilegal. Calonya pun orang Indonesia sendiri. Harus kita hentikan,” katanya.

Sementara  itu , wakil bupati  mengemukakan kunjungan ini menjadi momentum penguatan ekosistem migran yang lebih aman, legal, dan terlatih khususnya untuk masyarakat Kabupaten Cirebon.

Ia  berharap, ke depan Kabupaten Cirebon tidak hanya menjadi daerah pengirim pekerja migran, tapi juga menjadi pusat pelatihan dan perlindungan pekerja migran yang modern.

“Kita berharap pelatihan kerja di Cirebon bisa diperkuat. Tahun lalu saja ada 11 ribu warga kita yang berangkat ke luar negeri. Dengan potensi remitansi sekitar Rp 600 miliar per tahun, ini harus dimanfaatkan untuk kemajuan Cirebon, baik ekonomi maupun sosialnya,” tuturnya.

Menurutnya,  langkah strategis ke depan adalah memperbanyak sosialisasi ke desa-desa, menggandeng tokoh masyarakat, dan melakukan pendataan warga yang ingin bekerja ke luar negeri secara legal.

“Kami ingin masyarakat paham, bahwa berangkat ke luar negeri itu aman asalkan lewat jalur prosedural. Nanti kami libatkan juga kepala desa untuk ikut menyosialisasikan,” katanya.

Selain itu, Jigus menyatakan siap menjadikan Cirebon sebagai percontohan nasional dalam hal migran aman dan legal.

“Kita ingin tunjukkan, Cirebon bukan hanya pengirim tenaga kerja, tapi penghasil migran berkualitas yang membawa devisa besar dan mengangkat ekonomi daerah,” ucapnya.(Junaedi)

 

 

Related Articles

Back to top button