CirebonRaya

Cirebon Timur Dilanda Banjir, Rumah Ambruk dan Warga Diteror Ular

kacenews.id-CIREBON-Curah hujan tinggi di Kabupaten Cirebon, khususnya wilayah Timur mengakibatkan banjir dan longsor. Banjir terjadi antara lain Desa Pengarengan, Astanamukti, Desa Japuralor Kecamatan Pangenan, Desa Japurabakti Kecamatan Astanajapura. Sedangkan longsor terjadi di ruas jalan kabupaten antara Desa Cipeujeuhkulon-Desa Belawa Kecamatan Lemahabang.

Di Desa Astanamukti, antara lain, Blok Cipati dan Waruroyom sekitar 180 rumah terendam. Sama halnya di Desa Pengarengan, sekitar 180 rumah mengalami hal serupa. Di Desa Japurabakti Blok Karangturi air menggenangi jalanan hingga ketinggian kisaran selutut orang dewasa. Sedangkan di Kecamatan Lemahabang, khususnya ruas jalan kabupaten antara Desa Cipeujeuhkulon-Desa Belawa, mengalami longsor susulan dari sebelumnya terjadi hal serupa (longsor).

Menurut Sekretaris Desa Astanamukti, Samsudin, banjir yang terjadi dikarenakan meluapnya Sungai Singaraja, sehingga berdampak pada ratusan rumah terendam. “Tadi malam hingga dini hari, air menggenangi jalanan rumah warga. Bahkan, sampai siang ini masih tergenang walaupun hanya beberapa centimeter,” katanya, Senin (21/4/2025).

Senada dikatakan Kuwu Desa Pengarengan, Carsadi. Banjir yang terjadi bukan kali ini saja namun berulang kali. “Sekitar 70 rumah terendam khususnya di Blok Pahing, Wage Kliwon,” ujarnya.

Tokoh pemuda Desa Japurabakti, Dedi Gunawan mengungkapkan, banjir bandang yang terjadi dikarenakan curah hujan tinggi, sehingga air Sungai Singaraja meluap dan merendam ratusan rumah warga. “Air masuk ke rumah sekitar pukul 10.00 WIB dan berangsur surut kisaran pukul 2.00 WIB (kemarin),” ungkapnya.

Pria yang aktif di organisasi masyarakat ini menjelaskan, banjir yang kerap terjadi berdampak pada kerusakan jalan dan penumpukan sampah di bawah jembatan Sungai Singaraja. Sehingga ketika air sungai limpas, berserakan di jalanan. “Seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari pihak terkait, karena desa ini kerap dilanda banjir,” katanya, Rabu (3/4/2025).

Pria yang aktif di organisasi masyarakat ini menceritakan, banjir skala besar maupun kecil terjadi di desa ini. Namun belum ada penangan serius dari pihak terkait. Selajn itu, kondisi jalan berlubang berdampak kurang baik pada aktivitas masyarakat. “Jalanan yang berlubang karena banjir, sangat beresiko terjadinya kecelakaan. Disamping, sampah yang berserakan di jalanan bisa jadi menimbulkan penyakit,” jelasnya.

Dirinya mengharapkan, segera adanya perbaikan jalan dan normalisasi sungai juga peninggian jembatan, guna minimalisir banjir di desa ini. “Terlepas kewenangan siapa, masyarakat sangat mendambakan perbaikan jalan rusak dan pencegahan banjir,” tutur pria yang biasa dipanggil Dedi Ayong ini.

Sementara itu, longsor susulan terjadi di ruas jalan Kabupaten Cirebon, antara Desa Cipeujeuhkulon-Desa Belawa Kecamatan Lemahabang, sehingga terancam putus jalan utama tersebut.

Curah hujan tinggi sejak kemarin hingga dini hari mengakibatkan ruas jalan utama nyaris putus dan hanya bisa digunakan satu jalur. Sehingga kendaraan yang melintas, khususnya mobil bergantian melewati jalan tersebut.

Menurut pengendara motor, Aris, ruas jalan utama di Desa Belawa yang nyaris putus berdampak pada aktivitas dan membahayakan pengguna jalan. “Sebagai rambu darurat, di pinggir jalan yang tergerus terpasang kayu,” paparnya.

Aris menambahkan, sebagai pengguna jalan tentunya sangat khawatir bila melintas di tempat tersebut. Selain longsoran yang nyaris memutus jalan utama, jalan berlubang sangat membahayakan pengemudi sepeda motor. “Diharapkan, ada perbaikan jalan sekaligus membangun tanggul di sepanjang jalan yang longsor,” harapnya.

Sekedar informasi, Sabtu (19/4/2025) sekitar pukul 4.00 WIB ruas jalan tersebut mengalami longsor dan pihak desa bersama masyarakat membangun crukcuk dari bambu, sebagai upaya penanaman darurat. Ketika curah hujan tinggi, longsoran di sekitar lokasi semakin parah hingga nyaris memutus jalan utama. (Supra/KC)

Banjir Melanda Cirebon Timur, Puluhan Ular Berbisa Teror Warga

Sementara hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan sebuah rumah di Desa Ciawiasih Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon, roboh. Selain itu, ribuan rumah terendam hingga kisaran satu meter.

Informasi diperoleh KC, peristiwa yang terjadi Jumat (1/3/2024) sekitar pukul 20.00 WIB banjir bandang melanda Kecamatan Astanajapura, Waled, Lemahabang dan Pangenan. Sehingga, ribuan rumah terendam. Selain itu, satu rumah roboh di Desa Ciawiasih Kecamatan Susukanlebak. Meski tak ada korban jiwa, namun banjir bandang membuat panik warga dan penghuni rumah yang roboh, terpaksa tinggal bersama kerabatnya.

Menurut penghuni rumah yang roboh di Desa Ciawiasih Kecamatan Susukanlebak, Entin (60 tahun), hujan deras yang terjadi tadi malam mengakibatkan rumah ambruk dan kini tinggal bersama kerabatnya. “Diharapkan ada bantuan untuk memperbaiki rumah yang ambruk tersebut,” harap janda tiga anak ini, Sabtu (2/3/2024).

Kuwu Desa Tukkarangsuwung, Azis Maulana mengungkapkan, awal pertama banjir yang merendam sebanyak 45 rumah yang dihuni sebanyak 64 KK dan 203 jiwa tersebut terjadi pada Pukul 17.00 WIB, kemarin. “Adapun titik lokasi terparah berada di Dusun 01, dimana untuk para korban terdampak sendiri langsung di ungsikan ke balai desa,” ungkapnya.

Masih dikatakan Azis, sebagai salah satu desa rawan banjir dan sudah menjadi langganan banjir ketika musim hujan tiba, seharusnya mendapatkan perhatian serius dari pihak terkait. “Semoga banjir ini juga tidak berlarut-larut dan jangan terus berkelanjutan. Kasihan warga masyarakat selalu was was ketika musim hujan,” tuturnya.

Sementara itu, Kasi Kesra Desa Lemahabang, Didi Heriyanto menambahkan, sebanyak 45 rumah di Dusun 01 RT 007 RW 002 Blok Lebak dan 20 rumah di Dusun 02 RT 10, RT 12 dan RT 14 Blok Pande Desa Lemahabang Terendam dampak banjir. Bahkan ada salah satu warganya yang tergigit ular pada saat banjir terjadi. “Korban langsung dibawa ke RS Muhammadiyah, kemudian dibawa ke RSUD Gunung Jati Kota Cirebon,” imbuhnya.(Pra)

Related Articles

Back to top button