CirebonRaya

Siap Jadi Tuan Rumah Temu Inklusi, Bupati Imron: Jadikan Kebhinekaan sebagai Pondasi Membangun Daerah

kacenews.id-CIREBON-Bupati Cirebon, H Imron resmi membuka kegitan Temu Inklusi Ke-6 dengan tema “Komitmen, Sinergi, Aksi, dan Inovasi Berbasis Kebhinnekaan untuk Indonesia Emas 2045”. Kegiatan Temu Inklusi tersebut digelar di Gedung PGRI Kabupaten Cirebon, Kamis (8/5/2025).

Imron mengapresiasi Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia selaku inisiator penyelenggara Temu Inklusi ke 6 yang akan dilaksanakan di Desa Durajaya, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon.

Menurutnya, event nasional tersebut merupakan penegasan inklusi bukan hanya sebuah tujuan, melainkan proses yang berkelanjutan. “Ini membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat, dengan menjadikan kebhinekaan sebagai pondasi,” katanya.

Ia menegaskan Pemerintah Kabupaten Cirebon sangat mendukung penyelenggaraan Temu Inklusi Ke-6 ini. Bahkan pihaknya siap mendorong sinergi lintas sektor untuk menerjemahkan komitmen kedalam aksi nyata yang inovatif.

“Komunitas disabilitas jangan segan-segan untuk berkomunikasi untuk bersama-sama membangun Cirebon yang inklusif,”katanya.

Direktur PKPM BAPPENAS RI,Tirta Sutedjo tlmengapresiasi penyelenggaraan Temu Inklusi ini. Menurutnya kegiatan tersebut menjadi ruang untuk menguatkan beberapa indikator pembangunan inklusif dan RPJMN yang harus dicapai dalam pembangunan.

“Salah satunya jumlah unit layanan disabilitas bidang ketenagakerjaan yang tersedia di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi. Serta jumlah difabel yang mendapatkan fasilitas dari ULD bidang ketenagakerjaan dan atau dari dinas yang menangani urusan ketenagakerjaan,” katanya.

Masih kata Tirta, tema Temu Inklusi sangat menarik dan dapat menjadi spirit untuk membangun inklusifitas diberbagai sektor. Temu Inklusi juga penting untuk mendorong partisipasi difabel untuk memperkuat relevansi dokumen perencanaan dan penganggaran daerah dan nasional yang menjawab kebutuhan.

“Organisasi difabel, masyarakat, CSO diharapkan juga dapat berperan sebagai mitra strategis, serta penggerak inovasi pemberdayaan dan partisipasi penyandang disabilitas,” katanya.

Temu Inklusi merupakan forum konsolidasi dua tahunan yang telah berlangsung sejak 2014, dan menjadi ruang strategis bagi organisasi masyarakat sipil, organisasi difabel, serta berbagai pemangku kepentingan lintas sektor untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif di Indonesia.

Direktur SIGAB Indonesia, M. Joni Yulianto, menjelaskan sejak tahun 2024 SIGAB Indonesia telah melangsungkan kerja sama bersama Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC) dan Pemda Kabupaten Cirebon.

Kerja sama tersebut dalam rangka program Strengthening Inclusion for Diffability equity and Rights (SOLIDER) melalui dukungan program INKLUSI – Kemitraan Australia dan Indonesia Menuju Masyarakat yang Inklusif. Bahkan FKDC sendiri telah mendukung perintisan enam Desa Inklusif, tiga desa di Kecamatan Greged dan tiga desa di Kecamatan Lemah Abang.

“Kami juga melakukan penguatan ULD Ketenagakerjaan, yang hingga saat ini 600 lebih tenaga kerja tersalurkan. Musrembang tematik yang dimulai oleh Bapelitbangda dan itu semua jadi bukti, kabupaten Cirebon menuju pembangunan yang inklusif difabel,” katanya.

Joni menerangkan, Temu Inklusi telah berjalan selama lima periode dan di periode Ke-6 ini akan dilaksanakan di desa Durajaya.

“Pemilihan Cirebon sebagai tuan rumah ditentukan melalui tahap asesmen yang dilakukan sejak Desember 2024 lalu. Salah satu alasan kuatnya adalah telah banyak praktik baik, bukti baik bagaimana Kabupaten Cirebon mengimplementasikan pembangunan inklusif,” katanya.

Lebih lanjut, kata Joni, dalam mempersiapkan penyelenggaraan Temu Inklusi, pihaknya telah melangsungkan beberapa pertemuan, Baik dengan FKDC, koordinasi dengan OPD yang difasilitasi Bappelitbangda dan termasuk pembentukkan panitia di bulan lalu.

“Harapannya kepanitiaan yang telah terbentuk menjadi tim yang kuat dalam proses penyelenggaraan Temu Inklusi Ke- 6 ini,” ujarnya.

Ia juga menargetkan Temu Inklusi Ke-6 ini akan dihadiri 2.000 peserta. Dengan harapan berdampak secara ekonomi bagi pemerintah desa yang menjadi lokasi penyelenggaraan Temu Inklusi.

“Ini menjadi ruang interaksi, belajar menjadikan perbedaan itu bukan sekat, tapi rahmat dari tuhan,” ujarnya.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button