CirebonRaya

Capai Penyerapan Gabah Tertinggi di Indonesia, Cirebon Jadi Garda Terdepan Ketahanan Pangan Nasional

 

 

kacenews.id-CIREBON- Di tengah sorotan terhadap ketahanan pangan nasional, Cirebon mencuri perhatian dengan capaian luar biasa. Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon berhasil mencatatkan penyerapan gabah tertinggi secara nasional hingga akhir April 2025.

Pencapaian ini menempatkan Cirebon sebagai garda depan dalam mendukung kedaulatan pangan Indonesia.

Kepala Bulog Cirebon, Ramaijon Purba, mengungkapkan  jumlah gabah yang berhasil diserap pihaknya, bila dikonversikan menjadi beras, telah mencapai 92 ribu ton, melampaui target dan mengungguli seluruh wilayah lain di Indonesia.

“Ini bukan hanya soal angka, tapi tentang menjaga hasil petani tetap terserap dan mendukung stok nasional. Kita komit menjalankan amanat Inpres No. 6 Tahun 2025 tentang optimalisasi penyerapan gabah petani,” katanya, Jumat (2/5/2025).

Keberhasilan Bulog Cirebon tidak datang tanpa tantangan. Dengan belum dibukanya keran penyaluran, seluruh hasil panen masih ditampung. Rama menyebutkan bahwa tahapan distribusi ke masyarakat nantinya akan menjadi tantangan tersendiri.

“Stok sudah banyak, PR kita nanti di penyaluran. Apakah masyarakat bisa menyerapnya? Tapi kami siap menjalankan apapun kebijakan dari pusat,” katanya.

Capaian ini menjadikan Cirebon melampaui daerah lumbung padi lainnya seperti Sumatera Selatan yang menyerap 68 ribu ton, dan Kabupaten Indramayu yang menempati posisi ketiga.

Penyerapan ini, lanjut Rama, tidak dibatasi oleh jenis gabah. Semua jenis hasil panen petani tetap diterima selama memenuhi standar Bulog. Ia menyebutkan meski target awal hingga 30 April, proses penyerapan kemungkinan berlanjut mengikuti arahan dari Direksi Bulog.

Di tingkat nasional, total cadangan gabah kini telah menembus 33 juta ton, angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini bahkan membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara pengekspor beras.

“Presiden Prabowo sudah memberi sinyal. Jika ada kelebihan dan kondisi memungkinkan, ekspor bisa dilakukan. Prinsipnya kemanusiaan, bantu negara lain asal balik modal,” katanya.

Capaian Cirebon ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan bukan sekadar program, tapi hasil nyata dari kerja lapangan yang masif dan terkoordinasi. Sehingga Cirebon, setidaknya untuk saat ini, memimpin langkah itu.(Is)

 

Related Articles

Back to top button