CirebonRaya

Ditargetkan Hanya Dua Orang Setiap Tahun, Peserta KB Pria di Kabupaten Cirebon Masih Rendah

 

kacenews.id-CIREBON- Peserta program Keluarga Bencana (KB) di kalangan pria di Kabupaten Cirebon masih cukup rendah. Saat ini partisipasi pria dalam berkontrasepsi masih di bawah harapan.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni melalui Kepala Bidang Keluarga Berencana Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (KBK3), Yati Fironike mengungkapkan, setiap tahun pihaknya menargetkan sebanyak 2 kaum pria di wilayahnya untuk ber-KB vasektomi.

“Iya cuma dua kaum pria targetnya setiap tahun. Tapi tahun ini di awal tahun, Alhamdulillah sudah ada delapan pria yang ber-KB vasektomi,” katanya.

Ia menyebutkan, selama ia menjabat Kabid KBK3, kaum pria yang telah ber-KB vasektomi sudah ada sebanyak 18 orang. Di antaranya, pada  2022 sebanyak 2 orang, lalu 2023 dan 2024 pun sama dua orang. Kemudian di awal tahun ini sudah 8 orang. “Mudah-mudahan tahun ini bisa nambah lagi,” ucapnya.

Menurutnya, tidak semua perempuan bisa memakai alat atau obat kontrasepsi. Pasalnya sebagian ada yang mengalami kontraindikasi. Misalnya, kontrasepsi IUD, pil KB atau adanya penyakit seperti jantung, hipertensi. Kondisi ini menjadi sebab mengapa kaum perempuan menghindar memakai kontrasepsi.

“Makanya dalam posisi ini kaum pria seharusnya mengambil bagian dari tanggung jawab istri untuk ber-KB. Salah satunya melalui KB vasektomi ini. Inilah salah satu cara membangun komitmen pasangan suami-istri dalam mempersiapkan keluarga yang berorientasi masa depan,” tuturnya.

Yati mengemukakan, berorientasi masa depan manakala keluarga mempunyai perencanaan dan kesadaran yang baik dalam membangun dan menata kelola masa depan keluarganya dengan baik.

Menurutnya dalam program KB, aspek-aspek yang harus dipahami dalam hal ini antara lain perencanaan untuk memiliki anak, kapan harus menjarangkan jarak kelahiran, dan kapan berhenti melahirkan.

“Masyarakat seharusnya menyadari aspek kesehatan terkait perencanaan berkeluarga. Satu di antaranya adalah kelahiran yang aman bagi kaum perempuan. Kelahiran yang aman itu berada di rentang usia 20 hingga 35 tahun,” katanya.

Ia menyampaikan,  vasektomi adalah prosedur kontrasepsi permanen pada pria yang dilakukan dengan memotong atau menyumbat saluran sperma (vas deferens), sehingga sperma tidak bisa mencapai air mani saat ejakulasi. Prosedur ini efektif mencegah kehamilan karena sperma tidak dapat membuahi sel telur.

“Keuntungannya adalah efektivitas tinggi, keberhasilan lebih dari 99 persen, tidak mengganggu gairah seksual dan kemampuan ereksi, bersifat permanen dan sederhana,”katanya.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button