CirebonRaya

Sentra Batik Trusmi Cirebon Sepi Pengunjung, Pengelola Perlu Aktif Berinovasi untuk Bangkit

 

kacenews.id-CIREBON-Sentra Batik Trusmi di Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon yang biasanya ramai menjelang Lebaran kini tampak sepi. Pasar batik yang menjadi ikon Cirebon ini mengalami penurunan jumlah pengunjung.

Kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, saat calon pembeli memadati kios-kios untuk berburu pakaian batik menjelang Hari Raya Idulfitri.

Berdasarkan pantauan di lokasi, beberapa kios terlihat tutup, terutama di bagian belakang pasar. Sementara kios di bagian depan hanya sesekali buka, menunjukkan perbedaan mencolok dibanding masa-masa kejayaan pasar ini.

Fatimah, salah satu pedagang di Sentra Batik Trusmi, mengungkapkan  meskipun masih ada pengunjung, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

“Setiap hari ada yang datang, tapi tidak seramai dulu. Sekarang bisa dibilang sepi,” katanya, belum lama ini.

Menurutnya, puncak keramaian biasanya terjadi pada akhir pekan, terutama dari pengunjung luar kota seperti Jakarta dan Bandung. Namun, kini banyak kios yang memilih tidak buka karena minimnya pembeli.

Padahal  harga batik di Sentra Batik Trusmi masih tergolong ekonomis, dengan variasi mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 150 ribu untuk kualitas premium. Namun, harga terjangkau ini tampaknya belum cukup menarik minat pembeli.

“Harga di sini sebenarnya sudah cukup murah, mulai Rp 30 ribu hingga Rp 150 ribu. Tapi yang jadi masalah, pengunjungnya yang makin sedikit,” kata Fatimah.

Salah satu pengunjung, Huda, mengaku hanya mampir untuk mengisi waktu sebelum berbuka puasa. Ia menyayangkan kondisi pasar yang sepi, padahal lokasinya sangat strategis.

“Harusnya pasar ini lebih hidup. Apalagi, dekat dengan rumah makan Empal Gentong H. Apud yang selalu ramai. Kenapa tidak dikembangkan dengan menambahkan lebih banyak kuliner khas Cirebon?” katanya.

Ia menilai, dengan strategi yang tepat, Sentra Batik Trusmi bisa kembali menjadi pusat keramaian. Salah satunya dengan mengusulkan agar pengelola lebih aktif mengadakan event menarik yang bisa mengundang wisatawan.

“Kalau ada festival batik, pertunjukan seni, atau bazar kuliner khas Cirebon, pasti akan lebih banyak orang tertarik datang. Potensinya besar, tinggal bagaimana mengelolanya,” tuturnya.

Pedagang berharap ada langkah konkret dari pengelola untuk menghidupkan kembali pasar ini. Dengan lokasinya yang strategis, lahan parkir yang luas, dan reputasi sebagai pusat batik, Sentra Batik Trusmi sebenarnya memiliki potensi besar untuk kembali ramai.

Tanpa inovasi dan strategi promosi yang lebih agresif, pasar ini dikhawatirkan akan terus kehilangan daya tariknya. Para pedagang pun berharap agar momentum Lebaran bisa menjadi awal kebangkitan Sentra Batik Trusmi. Sehingga tetap menjadi kebanggaan Cirebon dan destinasi utama bagi pencinta batik.(Is)

 

Related Articles

Back to top button