Opini

Demi Cuan Rela Curang

Oleh : Sukanda Subrata
Penulis Lepas Cirebon

Sifat manusia di dunia ini berpasangan, ada baik dan buruk, bertanggung jawab dan tidak peduli, jujur dan pembohong, setia dan penghianat, dan sebagainya yang sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT. Setiap orang tidak akan terlepas dari sifat-sifat tersebut. Oleh karenanya, setiap orang pasti sudah berperilaku curang entah disengaja atau tidak, yang kualitas atau kuantitas tergantung situasi dan kondisinya.Namun bagi seseorang yang selalu beriman pasti tidak akan tergoda untuk melakukan kecurangan.Hatinya selalu berlindung kepada Allah dari segala godaan setan yang terkutuk.

Lalu mengapa orang bisa nekad berlaku curang, baik dilakukan sendiri maupun berkelompok. Ini seringkali adanya dorongan internal atau eksternal yang mempengaruhinya. Orang berbuat curang untuk mendapatkan keuntungan yang besar yang berupa uang, kekuasaan, atau status sosial. Ini akibat dari rasa ingin lebih, ambisius atau kebutuhan mendesak untuk mengambil jalan pintas. Sering kali lingkungan bisa mendorong seseorang untuk berbuat curang. Dalam dunia yang kompetitif ini seseorang merasa tidak punya pilihan selain berbuat curang untuk tetap bisa bersaing atau bertahan.

Related Articles

Dalam banyak kasus, seseorang tidak memiliki pandangan yang jelas tentang apa yang benar atau salah, tidak menganggap tindakan curang itu sebagai hal yang buruk.Ditambah lagi ada kesempatan untuk berbuat curang, dan lemahnya karakter mengkontrol diri, mengakibatkan seseorang untuk memilih cara yang lebih mudah, meskipun itu tidak benar.Sesekali orang merasa tidak mendapatkan apa yang pantas diterima, baik dalam pekerjaan, hubungan, atau kehidupan sosial, sehingga merasa berhak untuk berbuat curang sebagai bentuk kompensasinya.Oleh karena sudah terbiasa dan di antara mereka belum ada yang ketahuan maka mereka anggap sebagai sesuatu yang harus dimaklumi.

Mestinya kita sebagai muslim harus taat dan takut akan hukuman Allah SWT bagi para pelaku curang. Dalam agama Islam, perilaku curang atau tidak jujur ini sangat dilarang. Beberapa dalil dari Al Quran dan hadist Nabi bisa kita lihat sebagai upaya untuk mencegahan dini perilaku curang kita. Pertama dalan QS. Al-Baqarah ayat :188 yang berbunyi: “Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan cara yang batil dan janganlah kamu membawa perkara itu ke pengadilan supaya kamu dapat memakan sebahagian dari harta benda orang lain dengan cara dosa, padahal kamu mengetahui”. Tindakan curang dalam mengambil hak orang lain, misalnya melalui penipuan atau manipulasi, adalah dosa besar yang akan mendapat hukuman dari Allah.

Kedua dalam Surah Al-Imran (3:161) yang berbunyi: “Tidaklah seorang nabi berkhianat dalam harta rampasan perang, melainkan dia akan membawa apa yang dikhianatinya itu pada hari kiama”. Ini menunjukkan bahwa orang yang berbuat curang, terutama dalam hal harta atau hak orang lain, akan menerima hukuman yang setimpal pada hari kiamat. Curang dalam Islam adalah perbuatan yang sangat buruk dan mengundang hukuman dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya Allah sangat menghargai kejujuran apa yang dilskukan oleh makhluknya.

Selanjutnya kita perhatikan ( H.R Muslim ) di mana Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang menipu kami, maka dia bukan bagian dari kami”. Dalam hadist ini, Rasulullah menekankan betapa buruknya perbuatan menipu dan berbuat curang, dan itu menunjukkan bahwa perbuatan curang tidak hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga bisa menjauhkan seseorang dari ajaran Islam.
Kemuadia kita lihat juga ( H.R .Bukhari ): “Barang siapa yang menipu kami, maka dia adalah orang yang curang”. Dalam hadist ini, penipuan dalam transaksi dianggap sebagai bentuk kecurangan yang akan dikenai hukuman. Rasulullah sangat menekankan pentingnya kejujuran dalam segala urusan, terutama dalam perdagangan dan transaksi.

Tentu setelah mengetahui beberapa dalil perihal perilaku curang yang dibenci Allah, kita sebagai seorang yang beragama Islam senantiasa berusaha agar jangan sampai melakukannya. Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan, baik dari segi spiritual, mental, maupun tindakan sehari-hari.

Pertama kita harus sering berdoa, berzikir, dan mendekatkan diri kepada Allah dapat membantu kita untuk selalu mengingat bahwa Allah melihat segala perbuatan kita.Maka ketika kita takut kepada Allah, kita akan lebih berhati-hati dalam setiap tindakan.Kita berniat bahwa setiap tindakan kita itu untuk mencari ridha Allah, Insya Allah kita akan lebih cenderung berbuat ujur dan adil, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi.

Setiap kali kita merasa tergoda untuk berlaku curang, ingatlah bahwa ada kehidupan setelah mati.Sebelum mengambil keputusan untuk berbuat curang, pikirkanlah konsekuensi yang akan kita hadapi di akhirat. Mengedepankan kejujuran, latih diri untuk selalu berkata jujur dan bertindak sesuai dengan prinsip yang benar. Kejujuran adalah fondasi utama dalam menjaga integritas.Jika kita salah atau melakukan kesalahan, terimalah tanggung jawab dan perbaiki kesalahan tersebut.

Cek kembali niat kita dalam setiap tindakan. Tanyakan pada diri sendiri, apakah ini untuk keuntungan pribadi atau untuk kebaikan orang lain. Hindari situasi yang mendorong kecurangan lebih baik menjauhkan diri. Jangan mudah tergoda dengan kesempatan mungkin muncul. Belajarlah untuk berkata “tidak” pada godaan yang mengarah pada kecurangan.Tulisan inti sebagai sumbangsih pikiran terhadap perilaku curang orang orang pemilik modal besar yang kini terkuak misalnya kasus MinyaKita yang takarannya dikurangi dengan sengaja.Begitu juga dengan kasus BBM Petramax oplosan dan sebagainya.Di antara para pengusaha itu beragama Islam, mengapa mereka rela mengorbankan kepentingan akhiratnya demi keuntungan dunia yang sesaat? Seperti itulah jika setan sudah menguasai pikirannya, apapun bisa dienyahkan yang penting cuan banyak. Padahal semuanya itu akan merugikan diri dunia akhirat.***

Sukanda Subrata

Related Articles

Back to top button