Pendidikan

Kajian KGM: Budaya Membaca di Kabupaten Majalengka Tergolong Tinggi

kacenews.id-MAJALENGKA-Budaya membaca di Kabupaten Majalengka berdasarkan Kajian Gemar Membaca (KGM) tahun 2024, mencatat nilai 78,51, angka tersebut masuk kategori tinggi dibanding kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Barat.

Menurut keterangan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Majalengka, Gun Gun Mochamad Dharmadi, budaya membaca masyarakat Majalengka tergolong tinggi. Rata-rata masyarakat membaca buku selama 2 hingga 2 jam 59 menit per hari, dengan frekuensi lebih dari 6 kali seminggu.

“Rata-rata jumlah bahan bacaan yang dibaca per tiga bulan yaitu 5 – 6 bahan bacaan,” kata Gun Gun

Menurutnya, akses internet juga turut mendorong minat baca, dengan frekuensi pencarian informasi digital mencapai lebih dari 6 kali per minggu dengan frekuensi akses internet 86,08. Durasi akses internet 69,56.

Gun Gun juga menjelaskan jika perpustakaan Majalengka telah memiliki layanan digital melalui aplikasi e-Puja. Layanan ini memungkinkan masyarakat membaca buku secara digital hanya dengan mendaftar akun.

“Dengan e-Puja, siapa saja bisa mengakses buku digital dengan mudah,” ungkap Gun Gun

Bagi Masyarakat datang ke Perpustakaan Daerah, kebanyakan untuk menonton bioskop mini. Keberadaan bioskop minin menjadi daya tarik hingga membuat pengunjung betah di perpustakaan.

Kabid Perpustakaan Dinas Arsip dan Perpustakaan Majalengka, Agus Mulyanto menuturkan, sejak adanya bioskop mini, jumlah pengunjung perpustakaan meningkat hingga 60 persen.
Pengunjung ini berasal dari berbagai kecamatan seperti Cikijing, Talaga dan sejumlah warga kecamatan lainnya.

“Sebelum ada bisokop mini, kunjungan ke perpustakaan cenderung biasa saja. Tapi setelah ada bioskop mini, anak-anak dari SD hingga SMA saling mengajak untuk datang ke perpustakaan. Bahkan, mereka antusias membicarakan pengalaman menonton di sini,” kata Agus.

Disampaikan Agus, jumlah kunjungan ke perpustakaan pada Februari 2025 mencapai 3.765 orang, naik signifikan dibanding Januari yang hanya 2.548 orang. Mini bioskop atau teater minni ini menjadi magnet utama, menayangkan film edukatif sesuai jenjang usia.

Untuk TK, film yang diputar berupa animasi, SD mendapatkan tayangan Sejarah, SMP disuguhkan cerita inspiratif, sedangkan SMA dan masyarakat umum mendapatkan film-film berbasis ilmu pengetahuan dan dokumenter.

“Intinya film-filmnya terkait pendidikan dan literasi positif dan menarik,” ujar Agus.

Melihat antusiasme masyarakat yang begitu tinggi, perpustakaan Majalengka berencana memperluas kapasitas bioskop mini.

Saat ini, ruang yang tersedia hanya dapat menampung sekitar 38 orang, sehingga sering terjadi antrean panjang. Dalam waktu dekat, ruangan akan diperbesar agar mampu menampung hingga 50 orang per sesi.

“Kami ingin menjadikan bioskop mini ini lebih nyaman dan representatif. Harapannya, dengan kapasitas yang lebih besar, semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati layanan ini,” ujar Agus.(Ta)

Related Articles

Back to top button