Masjid Al Firdaus Majalengka, Nyaman Mewah dan Indah

kacenews.id-MAJALENGKA-MASJID Al Firdaus di ruas Jalan Kadipaten – Majalengka, tepatnya depan pasar tradisional Kadipaten, Kabupaten Majalengka adalah sebuah masjid berlantai tiga yang megah dan mungkin paling nyaman dipergunakan untuk ibadah yang ada di Kabupaten Majalengka.
Tak heran, jika kini masjid tersebut banyak dikunjungi warga yang sengaja datang dari berbagai daerah, terutama yang penasaran dengan kenyamanan masjid yang dikenal mewah serta indah dengan taman buatannya di lantai atas. Masjid ini hingga viral di media sosial.
Letaknya, persis di depan pasar atau beberapa meter dari Lampu Merah Kadipaten. Bentuk masjidnya sedikit berbeda dari masjid-masjid lain yang ada di Majalengka, namun mudah dikenali karena di bagian dinding depan atas tertera tulisan “Masjid Al Firdaus” dengan huruf besar serta di bagian samping belakang terdapat menara dengan lafad Allah.
Di bagian depan, area parkir memang sedikit sempit hanya mampu menampung beberapa kendaraan roda empat. Namun, pengunjung masjid bisa menyimpan kendaraan di basement karena pemilik masjid menyediakan area parkir dengan petugasnya.
Di basement, pengunjung masjid bisa berwudlu atau ke toilet yang tempatnya cukup nyaman, atau juga bisa langsung naik ke atas untuk laki-laki di lantai dua dan perempuan di lantai tiga.
Di kedua lantai ini, tersedia tempat berwudhu dan toilet yang juga cukup bersih dan nyaman dengan pewangi ruangan layaknya di sebuah toilet hotel karena terus dibersihkan petugas.
Jarak toilet ke tempat solat sekitar beberapa meter sehingga basahnya air wudhu tidak akan membasahi karpet masjid.
Suhu udara Kadipaten yang dikenal panas, begitu memasuki area bagian dalam, suasana langsung segar dan nyaman karena pendingin ruangan dengan kapasitas cukup besar, dengan karpet yang sangat empuk.
Di bagian belakang terdapat lemari cukup panjang dan tinggi sebagai penyimpanan mukena menggunakan hanger.
Doni Santoso salah seorang pemilik masjid keluarga Al Firdaus mengatakan, masjid tersebut dibangun atas keinginan orang tuanya H Ade Firdaus (almarhum) pengusaha toko mas terbesar di Majalengka.
Semasa hidupnya, almarhum menghendaki adanya masjid di kawasan Pasar Kadipaten, mengingat di pasar tidak terdapat masjid sehingga pengunjung dan pedagang kesulitan untuk menunaikan salat wajib. Kalaupun ada masjid, tempatnya kurang representarif
”Semasa hidupnya orang tua saya berkeinginan membangun masjid untuk memfasilitasi pengunjung dan pedagang pasar. Karena, di sana kan tidak ada masjid yang representatif, hanya ketika itu belum terlaksana maka sekarang kami putra-putranya berupaya mewujudkannya,” ungkap Doni.
Menurutnya, masjid yang berdiri di luas lahan 1030 meter persegi ini, mulai dibangun pada tahun 2023 setelah terbit IMB pada 20 September 2023. Pembangunan dilakukan sekitar 20 bulanan, sedangkan pembebasan lahan dilakukan bertahap di tahun yang sama. Pada 3 Februari 2025, mulai dipergunakan untuk salat.
Meski enggan menyebut biaya, pembangunan masjid ini menghabiskan anggaran lebih dari Rp 26 miliar, lantai bangunan seluruhnya menggunakan marmer dan granit yang seluruhnya didatangkan dari luar, serta kusen menggunakan layu jati tanpa mata.
Pasilitas yang tersedia di masjid tersebut adalah ruang salat ber ac yang mampu menampung 1.000 jemaah, 18 toilet dan 30 tempat wudhu, basement menampung 12 mobil dan 50 sepeda motor, mes karyawan, imam serta tersedia untuk musyafir.
Tersedia juga aula dan tempat rehat, ruang sekretariat serta tempat belajar bagi sejumlah anak yang ingin belajar agama Islam dan mengaji. Kini sudah ada 25 anak yang mulai belajar.
Ada 12 orang karyawan yang ditempatkan di masjid tersebut, dua satpam dan dua imam masjid yang didatangkan dari Salatiga dan Tanggerang yang kesemuanya hafiz Quran. Mereka direkrut secara khusus.
Kegiatan yang dilakukan sementara ini mengaji untuk anak-anak, menyediakan takjil setiap sore, semula sempat menyiapkan makan untuk mereka yang salat Jumat, namun dihentikan karena sulit ditertibkan.
“Sekarang pengelolaan dilakukan oleh Yayasan Al Firdaus,” ungkap Doni, Ketua Yayasannya adalah kakak pertamanya Andri Haryanto.
Sementara itu, Andri Haryanto mengatakan, pihaknya ingin memperluas area parkir di samping masjid untuk memudahkan parkir bagi pengunjung masjid, menyediakan perpustakaan Islam serta mobil ambulans.
“Kami masih terus melengkapi sejumlah kekurangan, agar fasilitasnya bisa lebih lengkap dan menjadi masjid yang benar-benar bermanfaat untuk umat sesuai cita cita kedua orang tua kami,” ungkap Andri.
Disinggung soal biaya operasional bulanan, baik Doni maupun Andri belum bersedia menyebut angka secara pasti dengan alasan belum genap sebulan masjid dimanfaatkan. Hanya saja diperkirakan, biaya listrik, air dan gaji karyawan serta kebutuhan lainnya mencapai lebih dari Rp 50.000.000 per bulan.(Tati/KC)