Finansial

Berkat Binaan BRI, Sis Handmade Menembus Pasar Dunia

Dari Limbah Laut Jadi Hiasan yang Memukau

kacenews.id-CIREBON-DI tangan Heri Siswanto, cangkang kerang yang kerap dianggap sampah berubah menjadi karya seni bernilai tinggi. Bukan hanya mempercantik rumah para pelanggannya di Cirebon, hasil kerajinan tangan pria asal Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon ini bahkan telah menembus pasar internasional.

Bagi Siswanto, setiap kerang memiliki cerita. Sejak tahun 2004, ia mulai bereksperimen dengan bahan-bahan laut yang melimpah di Cirebon. Berbekal ketekunan dan keahlian otodidak, ia menciptakan berbagai macam kerajinan unik yang kini dikenal dengan merek Sis Handmade.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berupa kerajinan kerang yang digeluti Siswanto ini masuk dalam daftar UMKM binaan BRI di Cirebon. Meski awalnya hanya coba-coba, tak disangka mampu menghasilkan rupiah dengan nilai fantastis.

“Saya awalnya hanya coba-coba. Saya lihat ada banyak perajin kerang lain, lalu saya bereksperimen di rumah. Kebetulan saya juga punya keahlian mengolah fiber, jadi saya coba kombinasikan,” ujarnya, belum lama ini.

Kerajinan pertama yang ia buat adalah tempat minuman mineral berbahan dasar fiber dengan hiasan kerang srimping. Tak disangka, hasilnya memikat banyak orang. Karya-karyanya kemudian berkembang menjadi lampu gantung, hiasan dinding, hingga aneka dekorasi rumah yang semuanya dibuat dengan ketelitian tinggi.

Yang membedakan Sis Handmade dari kerajinan lain adalah cara pembuatannya. Siswanto tidak menggunakan cetakan untuk menempelkan kerang. Setiap potongan dikerjakan secara manual, satu per satu.

“Setiap kerajinan saya punya sentuhan tangan yang khas. Tidak ada yang benar-benar sama,” katanya bangga.

Awalnya, ia berkeliling menawarkan produknya ke berbagai pabrik di Cirebon dengan sepeda motor. Satu demi satu pesanan mulai berdatangan, hingga pada 2006 sebuah perusahaan di Jakarta tertarik menjadi pemasok tetap. Dari sinilah, produk Sis Handmade mulai dikirim ke luar negeri.

“Negara mana saja yang jadi tujuan ekspor, saya tidak tahu pasti. Itu rahasia perusahaan di Jakarta. Saya hanya melayani pesanan mereka,” ujar Siswanto sambil tersenyum.

Dalam sehari, ia bisa mengolah hingga enam kuintal kerang untuk memenuhi permintaan pelanggan. Harga produknya bervariasi, mulai dari Rp 70 ribu hingga Rp 2 juta, tergantung tingkat kesulitan. Meski pesanan dari pabrik terus mengalir, ia tetap membuka layanan untuk pelanggan individu.

“Kalau ada yang pesan satu pun, saya tetap layani. Saya ingin kerajinan ini bisa dinikmati siapa saja,” tuturnya.

Pandemi sempat membuat bisnisnya terpuruk, tetapi Siswanto tak menyerah. Begitu kondisi membaik, ia kembali bangkit dan melanjutkan usahanya. Kini, Sis Handmade terus berkembang, membuktikan bahwa dari sesuatu yang dianggap tak bernilai, bisa lahir karya seni yang mendunia.

Baginya, setiap helai kerang yang ia tempel bukan sekadar hiasan, tapi cerminan dari perjuangan, ketekunan, dan cinta pada seni.(Mail)

Back to top button