Finansial

Revolusi Pertanian Majalengka Panen Perdana Padi Organik

Tinggalkan Pupuk Kimia, Petani Tak Lagi Rugi

kacenews.id-MAJALENGKA-Bupati Majalengka, Eman Suherman, melakukan panen perdana padi organik yang ditanam menggunakan pupuk organik cair di lahan milik Pemda Majalengka, yang direncanakan dikembangkan kepada masyarakat.

Padi organik ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi serta kesehatan bagi para petani di Majalengka.Menurut Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Majalengka, Daryo, tanaman padi organik saat ini masih dalam tahap uji coba di wilayah Babakanjawa.

Tujuan uji coba ini adalah untuk menunjukkan kepada petani bahwa bertanam padi organik bisa menguntungkan, setara dengan padi yang dipupuk menggunakan bahan kimia. “Penanaman kali ini didampingi oleh perusahaan pupuk cair dari Pupuk Organik Nasional (Pornas),” ujar Daryo.

Berdasarkan hasil ubinan, panen kali ini menghasilkan 8 ton gabah, dengan setiap rumpun padi memiliki sekitar 20 batang, meskipun satu batang di antaranya tidak berbuah. Hasil tersebut tergolong baik karena umumnya setiap rumpun padi hanya menghasilkan sekitar 16 batang, dengan rata-rata hasil per hektare sekitar 6,5 ton gabah kering giling (GKG). “Varietas padi yang ditanam kali ini adalah Inpari 33, yang masih cukup bagus,” tambah Daryo.

Bupati Majalengka, Eman Suherman, yang turut hadir dalam panen perdana tersebut, menekankan bahwa bertani padi kini menjadi peluang bagi petani untuk mengembangkan area dan produksinya.

Pemerintah Pusat berjanji untuk tidak melakukan impor beras dan berupaya meningkatkan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah menjadi Rp 6.500 per kg. Dengan kebijakan ini, harga gabah di musim panen tidak akan lagi terjun bebas hingga mencapai Rp 5.000 per kg.

“Para petani harus menahan diri untuk tidak menjual gabah di bawah harga Rp 6.500 per kg. Bulog, bersama Kodim, Dinas DKP3, dan PPL, terus melakukan serapan gabah untuk menghindari anjloknya harga. Kebijakan ini menunjukkan keberpihakan pemerintah kepada petani padi,” ujar Eman.

Ke depannya, diharapkan tidak ada lagi petani yang merugi akibat harga gabah yang turun drastis dan tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
Selain itu, Bupati Eman juga mengimbau para petani untuk berinovasi dan memiliki inisiatif dalam meningkatkan produksi padi. Salah satunya adalah dengan mengadopsi metode pertanian padi organik.
“Berdasarkan hasil hitung ubinan, panen kali ini menghasilkan 8 ton dengan menggunakan pupuk organik cair. Ini bisa menjadi terobosan yang bermanfaat bagi para petani. Dengan menghitung kos produksi, para petani bisa melihat mana yang lebih menguntungkan,” tutup Eman.(Tati/KC)

-Panen Perdana Padi Organik:
Bupati Majalengka, Eman Suherman, mengikuti panen perdana padi organik sebanyak 8 ton yang menggunakan pupuk organik cair di lahan milik Pemda Majalengka.
Setiap rumpun padi menghasilkan 20 batang, yang lebih tinggi dari rata-rata 16 batang per rumpun.

-Uji Coba di Wilayah Babakanjawa:
Tanaman padi organik baru diuji coba di wilayah Babakanjawa untuk menunjukkan potensi keuntungan yang setara dengan padi yang menggunakan pupuk kimia.
Padi yang ditanam adalah varietas Inpari 33, yang masih dianggap cukup baik dari hasil dan kualitas.
-Dukungan Pemerintah Pusat:
Pemerintah Pusat berkomitmen tidak mengimpor beras dan menaikkan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah menjadi Rp 6.500 per kg untuk membantu petani mendapatkan harga yang lebih baik. Bupati Eman mengimbau petani tidak menjual gabah di bawah harga Rp 6.500 per kg dan memastikan Bulog, Kodim, Dinas DKP3, dan PPL membantu menyerap gabah dengan harga yang layak.

Related Articles

Back to top button