Opini

Mempersiapkan Diri saat Ramadan

Mempersiapkan Diri Saat Ramadan
Oleh: Asep Firmansyah

Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Semarang

Umat Islam kedatangan bulan agung nan mulia. Bulan suci yang penuh
keberkahan, rahmat, dan ampunan Allah SWT. Bulan yang menjadi kesempatan
berharga bagi setiap muslim untuk meraih pahala yang berlimpah, memperoleh
ampunan dan rahmat-Nya, serta meraih kedekatan yang lebih erat dengan Sang
Maha Pencipta. Itulah mengapa Ramadan menjadi saat yang begitu dinantikan dan
dirindukan oleh orang-orang yang beriman. Dipertemukannya kembali seseorang
dengan bulan Ramadan adalah anugerah Allah luar biasa yang patut untuk disyukuri.
Agar dapat memanfaatkan dan memaksimalkan momen Ramadan dengan sebaik-
baiknya, tentu dengan harapan mendapatkan keutamaan, kemuliaan, dan
keistimewaannya, seseorang perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan serius
dan sungguh-sungguh. Bahkan, ada orang yang sudah memepersiapkannya jauh-
jauh hari sedari bulan Rajab. Berikut persiapan yang perlu dilakukan saat bulan
Ramadan menurut Tim Konsultan Sharia Consulting Center dalam bukunya yang
berjudul ‘Panduan Lengkap Ibadah Ramadan’.

Pertama, yaitu persiapan mental. Hal-hal yang berkaitan dengan persiapan mental
di antaranya yaitu meluruskan niat dan motivasi dalam beribadah. Niat dan
motivasi yang kuat karena Allah akan berpengaruh pada semangat, ketahanan, dan
kesabaran seorang muslim dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadan,
terutama ibadah puasa, kemudian tarawih, membaca Al-Qur'an, tahajud, taklim,
sedekah, iktikaf, zikir, dan lain-lain. Jika niat dan motivasinya benar, maka ibadah-
ibadah yang dilakukan akan berpahala dan bernilai di hadapan Allah SWT. Tanpa
niat dan motivasi yang benar dan kuat, maka seseorang akan mudah loyo, kendor,
atau tidak bersemangat dalam melaksanakan ibadah dan bisa saja mudah

terpengaruh oleh hawa nafsu yang cenderung mengajak pada hal-hal yang kurang
bermanfaat, sia-sia, atau bahkan perbuatan maksiat. Kemudian, persiapan mental
juga berkaitan dengan hati yang bersih (bersyukur, tawaduk, memaafkan, tidak iri,
tidak dengki, tidak memiliki rasa benci, tidak memiliki rasa dendam, tidak
berburuk sangka), insaf (sadar akan kekeliruan, kekurangan, dan kelemahan diri
sebagai manusia), dan bertobat (menyesali kesalahan dan berupaya hendak
memperbaiki) baik kepada Allah (memohon ampun) maupun kepada sesama
manusia (meminta maaf). Keadaan ini akan menjadikan jiwa seseorang lebih
tenang, tenteram, optimis, serta terhindar dari kecemasan dan kekhawatiran,
sehingga ibadah yang dijalankan menjadi lebih khusyuk, bermakna, dan
berkualitas.

Kedua, yaitu persiapan spiritual. Persiapan spiritual berhubungan dengan persiapan
rohani atau batin. Persiapan ini dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah,
seperti memperbanyak puasa sunah, salat sunah, membaca Al-Qur'an, mentadaburi
Al-Qur’an, zikir, sedekah, doa, dan lain-lain. Dengan memperbanyak ibadah,
seseorang akan semakin dekat kepada Allah, sehingga di bulan Ramadan
diharapkan hubungan yang dekat dengan Allah akan semakin intens. Kemudian,
dengan memperbanyak ibadah sebelum Ramadan, juga dapat menjadikan
seseorang terbiasa menjalani aktivitas yang berfokus pada kegiatan-kegiatan yang
bernilai ibadah, sehingga diharapkan pada bulan Ramadan seseorang akan lebih
mudah dan ringan dalam menjalani rangkaian ibadah.

Ketiga, yaitu persiapan intelektual. Persiapan ini berkaitan dengan berbagai
pengetahuan dan ilmu seputar ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadan,
khususnya yang berkaitan dengan ibadah puasa (pahala dan keutamaan puasa,
kewajiban puasa Ramadan, syarat wajib puasa, rukun puasa, keringanan untuk

tidak berpuasa, perkara yang membatalkan puasa, perkara yang menghilangkan
pahala puasa, kafarat bagi yang meninggalkan puasa tanpa uzur, dan lain-lain) dan
umumnya mengenai kemuliaan bulan Ramadan serta keutamaan-keutamaannya
beribadah di bulan Ramadan. Seseorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak akan
menghasilkan, kecuali kesia-siaan belaka. Untuk mempersiapkannya, seseorang
bisa mengakses berbagai sumber informasi seperti buku panduan ibadah Ramadan
atau buku agama lainnya yang berkaitan dengan Ramadan, kajian ustaz baik secara
langsung maupun yang disaksikan melalui media sosial (dengan catatan ustaz
tersebut jelas keilmuannya), dan sumber-sumber terpercaya lainnya.

Keempat, persiapan fisikal. Persiapan ini berkaitan dengan kesiapan fisik atau
tubuh seseorang. Dengan fisik atau tubuh yang sehat dan kuat, seseorang akan
lebih optimal dalam menjalankan aktivitas ibadah. Dalam mempersiapkan fisik,
seseorang dapat melakukan berbagai hal misalnya menjaga pola makan, istirahat
yang cukup, olahraga yang teratur, membersihkan anggota tubuh (mandi dan
bersiwak), menghindari stres, tidak terlalu lelah dalam beraktivitas fisik, menjaga
perasaan bahagia, mongonsumsi makanan atau minuman yang dapat menguatkan
tubuh seperti vitamin atau madu, dan lain-lain.

Kelima, yaitu persiapan finansial. Persiapan ini terkait harta atau materi untuk
menunjang ibadah di bulan Ramadan. Jika seseorang memiliki persiapan finansial,
ia tidak akan bekerja terlalu lama atau bekerja terlalu lelah karena biaya hidup
selama bulan Ramadan sudah tercukupi. Dengan demikian, ia akan lebih dapat
memfokuskan diri untuk beribadah. Kemudian, seseorang yang memiliki persiapan
harta, ia juga akan mampu untuk bersedekah, menyantuni fakir miskin dan anak
yatim, atau menyediakan makanan untuk iftar (berbuka puasa) orang lain. Tentu
semua itu harus dipersiapkan dengan harta yang halal.

Keenam, menetapkan jadwal. Dengan menetapkan jadwal dan target capaian
ibadah, kita dapat menjaga konsistensi dan disiplin dalam menjalankan amalan
Ramadan. Target ini bisa berupa jumlah khataman Al-Qur'an, jadwal salat malam,
alokasi waktu untuk sedekah, serta daftar kegiatan positif lainnya. Dengan
perencanaan yang baik, kita bisa menghindari waktu yang terbuang sia-sia dan
memaksimalkan setiap momen Ramadan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Itulah beberapa persiapan yang perlu kita lakukan dalam menyambut Ramadan
agar kita dapat memanfaatkan Ramadan dengan baik. Mari, kita sambut Ramadan
dengan sukacita dan hati yang gembira. Semoga Allah SWT menganugerahi kita
semua kekuatan iman, kesehatan, dan kesempatan untuk dapat beribadah di bulan
mulia ini dengan sebaik-baiknya. Amin ya Robbalalamin.***

Related Articles

Back to top button