Ayumajakuning

Lebih dari Satu Tahun Menjabat, Dedi Puaskan Masyarakat Majalengka

kacenews.id-MAJALENGKA-Banyak hal yang dilakukan Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi selama menjabat satu tahun 2 bulan tepatnya 416 hari. Walaupun waktu yang singkat sebagian besar masyarakat Majalengka serta hampir semua stafnya puas atas kepemimpinanya karena banyak persoalan yang dikeluhkan bertahun – tahun mampu diselesaikannya.

Sejumlah persoalan yang hamper 7 tahun lebih tidak terselesaikan seperti halnya 860 temuan BPK hingga Pemda kelebihan membayar kepada pihak pengusaha lebih dari Rp 3 miliaran mampu diselesaikannya yang kini tinggal tersisa puluhan , uangpun sebagian telah dikembalikan para pengusaha.

Seain itu tunggakan BPJS sejak BPJS Kesehatan periode 2021 – 2023 sebesar Rp 35 miliar mampu dibayar tanpa mengurangi dan menganggu hak dan pelayanan pada Masyarakat, PJU yang dikeluhkan masyarakat juga sebagian besar telah dipenuhi hingga keluhan petaninakan ketersediaana pupuk dan persoalan banjir yang kerap melanda kawasan pertanian di Kecamatan Jatitujuh dan Kertajati kini akan mulai diselesaikan tahun ini, serta sejumlah pertsoalan lainnya.

Pelaku UMKM juga dia garap dan dipasilitasi NIB nya, pengurusan kolaborasi Pemkab Majalengka dan TP PKK Kabupaten Majalengka dalam program sapa, usaha rakyat, aksi, dan berbagi informasi (Surabi) juga berhasil memfasilitasi 53.800 UMKM memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) secara gratis melalui mobil Sakocepat yang rutin mendatangi desa-desa di Kabupaten Majalengka, serta puluhan persoalan lain ndi Majalengka.

Ternyata juga tiba di Majalengka dan mengurus Kabupaten Majalengka bagi Dedi Supandi menjadi sebuah kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri karena yang diurus adalah tanah kelahirannya dan diapun bisa dekat dengan kedua orang tuanya.

Rasa cape dan lelah selama satu tahun dua bulan tidak dirasakannya walaupun harus tidur dini hari dan harus bangun pagi hari, karena harus menyelesaikan beragam persoalan yang ada yang menjadi keluhan masyarakat.

“Dari pada duka lebih banyak sukanya, cape tentu tapi bahagia ketika banyak keluhan dan persoalan di masyarakat bisa diselesaikan dengan cepat. Ingat pesan ibu saya, jika ingin berbuat sesuatu lebih baik di tanah kelahiran. Ini saya lakukan,” ungkap Dedi yang sempat diminta sejumlah kabupaten kota di Jawa Barat untuk menajdi penjabat bupati dan wali kota.

Untuk membangun Majalengka dan menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat, Dedi mengaku tidak melakukan pemetaan secara khusus, dia melakukan pemetaan melaui media sosial yang masuk di akunnya.

Setelah itu dia keliling semua kecamatan menampung aspirasi dari masyarakat melalui program jaring aspirasi.

“Penanganan banbjir di Jatitujuih dan Kertajati juga itu diantaranya lewat jaring aspirasi, setelah itu menghubungi BBWS, Pemprov Jabar dan sekarang ditangani BBWS, semoga kedepan banjir terselesaikan,” ungkap Dedi.

Menurutnya, ada empat persoalan yang paling tinggi disampaikan masyarakat Majalengka ketika mulai menjabat, yaitu, jalan rusak terutama Jalan Jahim yang bertahun – tahun tidak diperbaiki, persoalan sulitnya pupuk, sulitnya mencari kerja karena banyak calo, serta tingginya harga bahan poko.

Semu itu diselesaikan dalam waktu singkat, jalan rusak dilakukan melalui Unit Reaksi Cepat tambal jalan, pupuk terjadi penambahan quota, pencari kerja membuat BLK dan menghilangkan calo.

Selain itu sejumlah ruas jalan yang tidak memiliki lampu penerangan yanjg mengakibatkan banyak terjadi kecelakaan lalulintas termasuk di Rajagaluh dan Jembatan Cikeusik, kini di tiap ujung jembatan telah dipasangi lampu penerangan kolaborasi dengan Pemprov Jabar.

“Poekna (gelapnya) jalan dan jembatan di Rajagaluh saya rasakan betul, dulu ketika sekolah saya kadang pulang malam karena ikut esktra kurikuler di sekolah, di SMA 1 sehingga pulang harus bawa motor, karena dulu kan tidak ada angkutan ke Rajagaluh kalau sore hari, sehingga terpaksa bawa motor, di jembatan gelap sering terjadi kecelakaan, di sana pertigaan banyak pengendara tidak menyadarinya, sekarang saya pasangi PJU agar terang untuk mengurangi angka kecelakaan,” kenang Dedi.

Diakhir masa jabatannya sebagai Pj Bupati Dedi enggan melakukan upacara seremonial perpisahan dengan para stafnya, dia memilih mengajak lesehan di belakang pendopo dengan cara bergilir dumulai Camat, kemudian kepala OPD. Dengan begitu tidak ada biaya yang duikeluarkan APBD.

Ketika serah terima jabatanpun yang rencananya dilakukan Kamis (20/2/2025) sore Dedi mengaku tidak ingin diantar walaupun banyak stafnya yang ingin mengantarkannya ke Bandung.

“Selesai serah terima jabatan, saya langsung pulang mengendarai kendaraan sendiri tanpa sopir,” ungkap Dedi.
Ditanya soal harapan masyarakat yang menghendaki Dedi tetap turut serta memperhatikan Majalengka, Dedi mengaku akan tetap berperan serta membangun Majalengka.

“Sebelum jadi Pj pun saya kan memerhatikan Majalengka, tidak perlu saya sebutkan satu persatu, saya sampaikan ke Pak Gubernur untuk Majalengka dan direalisasi,“ ungkap Dedi yang berharap semuanya tetap bersahabat dan saling menghargai.(Ta)

Related Articles

Back to top button