Petani Penyangga Pabrik Gula Jatitujuh Majalengka Terima SHU

kacenews.id-MAJALENGKA-Petani Kemitraan Pabrik Gula Jatitujuh, di kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka terima Sisa Hasil Usaha (SHU) dari prduksi tebu yang ditanam para petani di sejumlah desa yang menjadi penyangga Pabrik Gula.
Diketahui ada sejumlah desa yang menjadi penyangga Pabrik Gula di Kecamatan Jatitujuh, seperti Sumber Kulon, Sumber Wetan, Jatiraga, Babadjurang, Pilangsari, Pasiripis, Sukamulya, Sukakerta, Mekarjaya dan Sahbadar.
Para petani di desa tersebut memiliki lahan garapan tebu masing – masing seluas 2 hektare. Mereka diberikan modal tanam yang penjualannya dilakukan oleh pabrik gula.
Menurut keterangan salah seorang petani kemitraan asal Desa Pilangsari Wawan, tebu petani tahun ini dibeli seharga Rp 74.000 per kw, harga yang cukup menguntungkan bagi para petani terlebih kualitas tanaman tahun ini cukup bagus.
Dari luas lahan garapan 1 hektare, diperoleh tebu sekitar 700 hingga 900 kw tergantung cara pemeliharaan yang dilakukan setiap petani. Bagi petani yang telaten pemeliharaannya, pemupukan yang bagus bisa diperoleh hingga 900 kw per hektare.
“Lumayan untung karena hasilnya banyak serta harganya lumayan mahal,” ungkap Wawan yang telah mendapat SHU akhir Desember.
Nana petani lainnya di Desa Sumber Wetan juga mengaku mendapat untung lumayan besar karena dari dua hektare lahan garapan diperoleh lebih dari 1.600 kw.
“Dari program kemitraan ini para petani di wilayah penyangga diuntungkan dan bisa lebuh sejahtera,” ungkap Nana.
Menurut keterangan Sekretaris PT RNI II Cirebon Karpo B Nusri disela – sela peluncuran giling tebu Tahun 2024 beberapa waktu lalu, di wilayah Jatitjuih sendiri ada sekitar 5.000 petani yang terlibat tanam melalui proses kemitraan, jumlah ini diluar petani tebu yang tergabung dalam asosiasi petani Tebu Rakyat Intensifikasi (Tris).
Mereka yang tergabung dalam proses kemitraan adalah petani – petani yang tempat tinggalnya berada di desa sekitar pabrik gula atau wilayah penyangga. Karpo B Nusri berharap setiap tahun bisa terjadi peningkatan, baik luasan area lahan kemitraan maupun jumlah petani kemitraan.
“Kedepan kemitraan akan terus didorong dengan melibatkan selurih stake holder yang ada, baik pemerintah, serta asosiasi petani tebu. Dan juga ada tahun ini harga gula yang mendukung bagi industri tebu berbasis petani mitra sehingga akan memicu harga gula petani.” ungkap Nusri
Harga gula petani mitra tahun ini menurtnya sebesar Rp 14.500 per kg dengan HET gula dipasar sebesar Rp 17.500
Sementara itu PT Rajawali II dengan mengoperasikan tiga pabrik gula, menargetkan produksi gula di Tahun 2024 sebanyak 86.000 ton dan kontribusi Pabrik Gula Jatitujuh mencapai hampir setengah target produksi yakni sebesar 40.000 ton.
Untuk Pabrik Gula Jatitujuh yang giling bersama Subang, diharapkan bisa memproduksi gula hingga setenagahnya sebanyak 40.000 tonan dengan rendemen gula diatas 7,5 persenan. Tingginya produksi gula ini karena didukung cuaca saat masa giling, juga saat masa tanam tahun lalu.
Kondisi ini berbeda dibanding Tahun 2023, akibat El Nino yang cukup panjang, yang berpengaruh terhadap penurunan prosentase hingga kurang lebih 20 %, sehingga dari produksi yang ditetapkan oleh RUPS turun sebesar 20 %.(Ta)