Peran Ibu Dalam Mengantarkan Kesuksesan Anaknya

Oleh: Sukanda Subrata
Penulis Lepas Cirebon
Pada tanggal 22 desember 2024 bangsa Indonesia memperingati Hari Ibu yang ke-96. Pemerintah melalui
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) telah merilis panduan untuk
pelaksanaan Peringatan Hari Ibu (PHI) tahun 2024 dengan tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya
Menuju Indonesia Emas 2045”. Sayangnya, peringatan yang satu ini kurang familiar dibanding dengan Hari
Kartini yang merupakan seorang tokoh emansipasi wanita Indonesia. Meski demikian, bukan berarti peringatan
Hari Ibu kurang penting, justru bagi bangsa Indoensia peranan seorang ibu sangatlah penting di dalam
mengantarkan kesuskesan anak-anaknya. Banyak para tokoh Indonesia yang berhasil mengakuinya hingga
kini.Tokoh sekaliber Dedi Mulyadi sering membuat tetstimoni tentang ibunya. Beliau sering mengatakan bahwa
ibunya punya anak sembilan dan beliau merupakan anak bungsu. Ayahnya seorang ayah pensiunan TNI pangkat
rendah. Ayah dan ibunya Dedi Mulyadi dengan susah payah mengantarkan anak-anaknya sukses pada
pendidikan formal, pendidikan agama dan pendidikan akhlaknya. Beliau mengibaratkan ibunya itu seorang
manager keuangan yang pintar dalam mengelola keuangan yang tidak seberapa pada zamannya.Tidak
sedikitpun aset keluarga (tanah) terjual atau tergadaikan. Apakah bisa ibu -ibu Indonesia kini bisa melakukan
seperti ibunya Dedi Mulyadi?
Hari Ibu di Indonesia pertama kali diperingati pada tahun 1928 bertepatan dengan Kongres Perempuan
Indonesia pertama di Yogyakarta. Penyelenggaranya adalah para aktivis perempuan yang memperjuangkan hak-
hak perempuan. Dalam memperingati Hari Ibu biasanya ada kegiatan yang tujuannya untuk mengapresiasi
peran ibu dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemberdayaan
perempuan di Indonesia. Ternyata sejak dahulu perempuan Indonesia (ibu) banyak terlibat dalam pergerakan
kemerdekaan dalam melawan penjajah.
Oleh karena itu, seharusnya kita selalu mengapresiasi apa yang telah dan sedang dilakukan oleh ibu seperti yang
sering diajarkan oleh orang tua ketika kita masih anak anak. “Munjung ulah ka ratu, muja ulah ka sagara tapi
munjung mah kudu ka indung, muja mah kedah bapa” (pepatah orang Sunda). Bisa diartikan kita jangan minta
pertolongan ke orang yang berkuasa apalagi ke syetan iblis, biasakan kita harus minta restu dari ibu dan bapak
jika kita ingin berhasil dalam mengerjakan sesuatu, misalnya bekerja, belajar dan sebagainya.
Apalagi jika kita seorang muslim, memang Islam sangat menekankan penghormatan dan penghargaan terhadap
ibu. Keterangannya terdapat dalam Al-Qur'an dan hadist. Pertama dalam Al-Qur'an Surat Luqman Ayat 14 “Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya
dengan susah payah yang bertambah-tambah, dan menyusukannya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. Ayat ini mengungkapkan betapa beratnya
perjuangan seorang ibu ketika mengandung dan menyusui anaknya, yang dilalui dengan kesulitan dan
pengorbanan. Ini menunjukkan betapa besar hak ibu yang harus dihormati dan disyukuri oleh anaknya.
Kedua, dalam Surat Al-Ahqaf Ayat 15.“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan menyusukannya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah tempat kembalimu”. Dalam ayat
ini, Allah SWT kembali menekankan betapa beratnya pengorbanan seorang ibu saat mengandung dan menyusui
anaknya. Maka, anak diperintahkan untuk berbuat baik kepada ibu dan ayah.
Ketiga, dalam surat Al-Qur'an: Surat Al-Isra Ayat 23."Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya
atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang mulia “. Ayat ini mengajarkan untuk tidak hanya berbuat baik kepada ibu dan ayah, tetapi juga
untuk selalu berbicara dengan penuh rasa hormat dan kelembutan.
Sedangkan keterangan dari hadistnya sebagai berikut, pertama Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
"Seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW, 'Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak untuk aku perlakukan
dengan baik?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu.' Sahabat itu bertanya lagi, 'Lalu siapa?' Rasulullah menjawab,
'Ibumu.' Sahabat itu bertanya lagi, 'Lalu siapa?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu.' Sahabat itu bertanya lagi, 'Lalu
siapa?' Rasulullah menjawab, 'Ayahmu." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadist ini menggambarkan betapa tinggi
kedudukan ibu dalam Islam. ibu memiliki hak yang lebih besar untuk mendapatkan perlakuan baik dibandingkan
dengan ayah.
Kedua dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: "Allah berfirman, 'Aku haramkan surga bagi siapa yang
durhaka kepada kedua orang tuanya." (HR. Al-Bukhari). Hadist ini mengingatkan umat Islam bahwa durhaka
kepada orang tua, khususnya ibu, adalah dosa besar yang dapat menghalangi seseorang masuk surga.
Ketiga, Hadist dari Abdullah bin Mas'ud, beliau bertanya kepada Rasulullah SAW: " Wahai Rasulullah, amalan
apakah yang paling dicintai oleh Allah? " Rasulullah menjawab, " Shalat pada waktunya." Abdullah bin Mas'ud
bertanya lagi, " Apa yang berikutnya, wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Berbakti kepada ibu-bapak."
(HR. Bukhari). Ternyata bahwa berbakti kepada ibu adalah salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah.
Bahkan, berbakti kepada ibu dianggap lebih utama dibandingkan dengan amalan-amalan besar lainnya setelah
salat.
Islam sangat menghargai dan memuliakan ibu, sebagaimana tercermin dalam ayat Al-Qur'an dan hadist di atas.
Pengorbanan dan peran ibu dalam kehidupan seorang anak sangat besar, sejak mengandung, melahirkan,
hingga mendidiknya. Oleh karena itu, berbuat baik kepada ibu merupakan kewajiban yang sangat ditekankan
dalam Islam.
Jadi, moment peringatan Hari Ibu bagi bangsa Indonesia kali ini secara umum harus signifikan dirasakan terasa
oleh para ibu. Bukan sebatas hura – hura dan seremonial di depan kamera. Apa artinya tema “Perempuan
Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045 “ yang begitu hebat dan visioner jika tidak
terimplementasi dengan baik. Apalagi tidak dapat dirasakan oleh sanubari para Ibu Indonesia. Selamat Hari Ibu
untuk seluruh ibu di Indonesia, kalian memang hebat.***