Finansial

Hama Tikus Mengganas, Petani Majalengka Lakukan Gropyokan Basmi Tangkap Tanaman

Gropyokan Efektif Basmi Hama Tikus Jelang Musim Tanam 2024

kacenews.id-MAJALENGKA-
Dimulainya musim tanam rendeng serta mengantisipasi mengganasnya hama tikus seperti yang terjadi pada musim tanam tahun 2024, Koordinator Penyuluh Lapangan Pertanian menyarankan para kepala desa untuk mengalokasikan anggaran ketahanan pangan yang pemanfaatannya tepat guna dan tepat sasaran.

Koordinator Penyuluh Lapangan Pertanian Kecamatan Jatitujuh Wahyudin dan Kecamatan Kertajati Ali Imron mengatakan, mengingat kejadian pada tahun 2024 hampir sebagian besar areal sawah di wilayahnya terdapat serangan tikus yang cukup mengganas yang berakibat pada gagal panen, maka perlu penanganan secara serius yang dilakukan semua pihak baik PPL, POPT juga petani dan pemerintah desa.

Antisipasi serangan hama tikus bisa dilakukan dengan cara gropyokan ataupun pembasmian hama dengan cara di racun. Namun untuk kedua cara ini dianggap kurang epektif karena dengan cara di racun, hasilnya tidak maksimal demikian juga dengan gropyokan sering kali tikus kembali muncul karena lubang yang tidak ditemukan atau banyaknya tikus yang bermigrasi.

Para PPL menyarankan, yang paling epektif untuk membasmi tikus dengan cara memelihara burung hantu yang sarangnya dibuat disetiap titik.

Berdasarkan pengalaman menurut Wahyudin, adanya pembuatan sarang burung dengan menenapatkan satu atau dua burung hantu disetiap sangkar petani bisa panen secara maksimal karena serangan tikus telatif terkendali.

“Pada musim tanam rendeng tahun ini di Desa Sumber Wetan petani mengalami gagal panen, kemudian di coba membuat sarang burung hantu dengan radius 5 hektare per sangkar ternyata serangan tikus lebih terkendali dan para petani bisa panen,” ungkap Wahyudin.

Menurutnya, di Smber Wetan, kini sudah ada 36 unit sangkar burung hantu atau lebih dikenal rumah burung hantu (rubuha), sebanyak 21 unit dibangun oleh Pemerintah Desa selebihnya dibangun secara swadaya oleh para petani.

Anggaran nuntuk satu unit rubuha menurut Wahyudin hanya sebesar Rp 300.000. Epektifnya pendirian rubuha dilakukan setiap radius 5 hektaran. Anggaran pembuatan rubuha bisa dilakukan dari Dana Desa sektor ketahanan pangan seesar 20 persen dari total dana.

“Untuk alokasi pembuatan rumah burung hantu bisa proforsional saja, sisanya untuk sektor lain. Sebab ini juga untuk menopang ketahanan pangan, jika serangan hama minim maka hasil panen akan maksimal,” ungap Wahyudin.

Menurutnya selain Desa Sumber Wetan ada sejumah desa yang juga sudah membuat rubuha lumayan banyak.

Senada disampaikan Ali Imron, menrurutnya burung hantu mampu menangkap ratusan tikus setiap malamnya, walaupun yang dimakan hanya tiga ekor saja.

“Matanya tajam, daya cemgkramnya kuat, dan paruhnya juga tajam,” kata Ali.

Di wilayahnya ada sejumlah desa yang sudah banyak membuat rubuha dan ternyata ampuh memangsa tikus,” katanya.

Bail Ali maupun Wahyudin menghimbau para petani untuk mewaspadai munculnya hama tikus serta kupu – kupu dan penggerek batang pada musim tanam rendeng. Saat ini gejala munculnya penggereka batang sudha muncul dengan banyaknya kupu – kupu di persemaian padi.

“Sekarang persemaian padi mulai terkena kupu – kupu putih, ini berbahaya jiga tidak segera dibasmi,” katanya.(Tati/KC)

Back to top button