Ketua KPU Kota Cirebon, Mardeko: Kericuhan Dalam Debat Pamungkas Calon Wali Kota Terjadi karena Ada Kesalahan Teknis

kacenews.id-CIREBON-Ketua KPU Kota Cirebon, Mardeko mengungkapkan, kericuhan dalam debat pamungkas calon wali kota terjadi karena ada kesalahan teknis di sound system, sehingga saat paslon memberikan penyampaian suaranya tidak terdengar oleh audiens.
“Padahal sebelumnya, saat gladi bersih sudah dicek dan tidak ada masalah. Tapi saat debat dimulai, malah ada kendala di sound sistem, tapi alhamdulillah bisa diatasi,” kata Mardeko.
Sementara itu, Komisioner Bawaslu Kota Cirebon, M Joharudin mengatakan, kericuhan pada debat ketiga yang dipicu kerusakan sound system, memunculkan sengketa antar peserta di awal segmen kedua.
“Terjadi sengketa, perwakilan paslon 1 pemohon, termohonnya tim pemenangan paslon 2 dan 3,” ungkap Joharudin.
Sengketa yang terjadi, memang berawal dari teknis. Namun setelah itu, tim paslon 1 meminta agar paslonnya diberikan kesempatan ulang untuk menjawab pertanyaan panelis.
Namun kata Joharudin, sengketa yang terjadi di lapangan bisa diselesaikan, dan berakhir dengan kesepakatan bersama, dimana paslon 1 diberikan kesempatan untuk mengulang jawaban, dan disetujui paslon 2 dan 3, dengan catatan diberikan hak yang sama saat nanti terjadi gangguan.
“Kita ajak bicara, untuk menyelesaikan sengketa ini dengan musyawarah. Para pihak sudah mengisi form yang ada, dan debat dilanjutkan,” kata Joharudin.
Dani Mardani turut mengomentari insiden mic mati yang berujung kepada aksi protes pendukung tersebut. Menurutnya, dirinya sebenarnya menyayangkan adanya aksi protes tersebut. Ia pun sempat melihat aksi tersebut melalui video.
“Setelah dilihat videonya, saya menyayangkan ada aksi protes ini. Meski demikian, itu memang murni eror,” ujarnya.
Menurutnya, setelah pihaknya berkomunikasi dengan tim, diketahui aksi protes ini terjadi karena sebelumnya tim 01 sudah melayangkan pengaduan terkait mic tersebut.
“Tapi rupanya (oleh EO) pengaduan mic mati ini tidak ditanggapi serius. Sehingga akhirnya ribut-ribut soal protes ini terjadi,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Cirebon dari Fraksi PDIP, Umar Stanis Klau (USK) mengatakan, tidak perlu dibesar-besarkan apa yang terjadi saat debat.
“Itu hal yang lumrah, terjadi pada setiap event apapun. Human eror saja,” katanya.
Ia menambahkan, protes dari tim 01 adalah reaksi spontanitas kerena menginginkan agenda debat itu berjalan lancar dan dapat dinikmati secara maksimal oleh pemirsa di rumah.
“Alhamdulillah, KPU dan Bawaslu keren. Sigap menyikapi keadaan. Ini membuktikan bahwa mereka profesional. Kami tim 01 pun taat azas dan patuh pada aturan penyelenggara Pemilu,” katanya.
Pihaknya pun yakin performa paslon 01, Dani- Fitria baik secara substansi maupun teknis debat masih unggul dan rakyat bisa mendapat pesan yang terang.
Seperti diketahui, debat kandidat terakhir bagi ketiga pasangan calon di Pilkada Kota Cirebon digelar pada Rabu (20/11/2024). Debat ini diwarnai insiden mic mati saat pasangan calon Wali Kota Cirebon nomor urut 1, Dani Mardani, menjawab di sesi pertanyaan.
Tak lama setelah selesai menjawab, para pendukung paslon 1 langsung melayangkan protes kepada panitia, karena jawaban yang disampaikan paslon mereka tidak jelas terdengar karena kendala teknis mikrophone yang digunakan.
Sontak mereka pun langsung menghampiri petugas yang bertanggung jawab atas sound system pada debat kemarin, sempat bersitegang, sampai Bawaslu turun melerai.(Fan)