CirebonRaya

Empat Calon Bupati Cirebon Saling Kritik dan Berjanji Bakal Peduli Pembangunan Daerah

kacenews.id-CIREBON-Empat pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Cirebon saling kritik dalam debat terbuka terakhir yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon, Rabu (20/11/2024). Mereka juga sama-sama mengumbar janji manis untuk memperbaiki kondisi Kabupaten Cirebon ketika terpilih nanti.

Pada kesempatan itu, pasangan nomor urut 1, Rahmat Hidayat-Imam Saputra (RAHIM) menyoroti persoalan infrastruktur yang menjadi perhatian utama mereka. “Banyaknya jalan rusak selama ini, telah menimbulkan banyak korban. Kami akan fokus memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama melalui pendidikan,” tegas Rahmat.

Pasangan nomor urut 2, Imron-Agus Kurniawan (BERIMAN) yang merupakan petahana, menonjolkan capaian mereka selama menjabat. Calon bupati Imron menyebut keberhasilan dalam pencegahan korupsi, peningkatan kepuasan pelayanan publik menurut penilaian Kemenpan RB, serta pencapaian Monitoring Center for Prevention (MCP) KPK.

Satu RT Satu Motor

Pasangan nomor urut 3, Hj. Wahyu Tjiptaningsih-H Solichin (WALI), yang juga petahana namun menjabat sebagai Wakil Bupati, mengusung visi menjadikan wilayah timur Cirebon sebagai kawasan industri. Mereka juga menjanjikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. Namun, janji fenomenal mereka memberikan satu unit motor untuk setiap RT menuai sorotan.

Di sisi lain, pasangan Nomor Urut 4, Moh. Luthfi-Dia Ramayana menawarkan empat program unggulan, yakni peningkatan kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan, perbaikan infrastruktur, dan penciptaan lapangan kerja.

“Saat ini kondisi Kabupaten Cirebon sedang tidak baik-baik saja, dan kami berkomitmen untuk membenahinya,” ujar Luthfi dengan nada serius.

Debat semakin panas ketika pasangan BERIMAN mempertanyakan janji pasangan WALI terkait program “Satu RT, Satu Motor”. “Dari mana anggarannya? Bukankah akan ada tuntutan serupa dari RW dan karang taruna?” tanya Imron.

Pasangan WALI menjelaskan bahwa realisasi program tersebut tidak akan dilakukan dalam satu tahun anggaran, mengingat jumlah RT di Kabupaten Cirebon mencapai sekitar 9.803. “Tetapi akan kita berikan secara bertahap menyesuaikan anggaran daerah yang ada,” ungkap Wahyu Tjiptaningsih menjawab pertanyaan Imron.

Pasangan RAHIM juga bereaksi keras ketika ditanya pasangan LUTHFI-DIA soal netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Rahmat menegaskan bahwa ASN yang mendukung salah satu paslon adalah “pengkhianat bangsa” dan meminta Bawaslu serta KPU untuk segera mengusut dugaan pelanggaran tersebut.

Reformasi Birokrasi

Saling sindir juga terjadi soal reformasi birokrasi. Dalam kesempatan itu, Bakal Calon Bupati Cirebon 2024, Wahyu Tjiptaningsih mengungkapkan reformasi birokrasi harus dilakukan dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih di Kabupaten Cirebon.

Karena, masih banyak penempatan jabatan dilatalbelakangi like and dislike, tidak melihat kompetensi. Tidak sesuai dengan the right man and the right place. “Banyak jabatan yang ditempati oleh yang bukan ahlinya. Contoh, masih ada perawat jadi sekmat. Ini tidak sesuai dengan kompetensinya,” ujar Wahyu Tjiptaningsih.

Sedangkan Dia Ramayana menilai untuk mewujudkan tata Kelola pemerintahan yang baik dan benar, harus dilakukan secara transpran dan memenuhi standardisasi kualifikasi, kompetensi, kinerja dan disiplin.

Sedangkan Luthfi menambahkan, soal reformasi birokrasi sangat bergantung pada komitmen kepala daerah. Kepala daerah harus memiliki komitmen untuk menghilangkan jual beli jabatan dengan married sistem.

Sementara itu, Rahmat Hidayat mengungkapkan, reformasi birokrasi harus dimulai dari komitmen pemberantasan KKN, mencegah peluang korupsi di segala tingkatan, dan pengawasan dilakukan ecara ketat oleh Lembaga independent dan masyarakat. Kemudian, rekruitmen dilakukan secara profesional berbasis meritokrasi.

Berbeda dari tiga paslon, Imron justru memiliki pendapat yang unik. Menurutnya, untuk mewujudkan reformasi birokrasi harus dimulai dari pimpinan yakni kepala daerah.

“Pimpinan harus bersih, jangan sekadar teori. Rosul saja diutus untuk akhlak yang mulia. Kalau atasannya tidak benar, bawahan tidak akan nurut,” tambahnya.

Debat ini menjadi ajang saling kritik, terutama di antara pasangan petahana Beriman, Wali, dan Luthfi-Dia, mereka sebelumnya menjabat sebagai Bupati, Wakil Bupati, dan Ketua DPRD. Meski begitu, suasana debat tetap kondusif, dengan pendukung masing-masing paslon meneriakkan yel-yel tanpa memicu gesekan.

Di luar gedung acara, jumlah pendukung lebih sedikit dibandingkan debat sebelumnya karena KPU tidak menyediakan layar besar. Meski demikian, suasana debat tetap berlangsung dinamis hingga akhir.

Debat terakhir ini menjadi panggung besar bagi para kandidat untuk mempertegas janji-janji mereka. Kini, keputusan ada di tangan masyarakat Kabupaten Cirebon. Akankah janji-janji tersebut menjadi kenyataan? Kita tunggu hasil Pilkada mendatang.(Mail)

“Banyaknya jalan rusak selama ini, telah menimbulkan banyak korban. Kami akan fokus memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama melalui pendidikan,”

Rahmat Hidayat

“Pimpinan harus bersih, jangan sekadar teori. Rosul saja diutus untuk akhlak yang mulia. Kalau atasannya tidak benar, bawahan tidak akan nurut,” tambahnya

Imron

“Banyak jabatan yang ditempati oleh yang bukan ahlinya. Contoh, masih ada perawat jadi sekmat. Ini tidak sesuai dengan kompetensinya,”

Wahyu Tjiptaningsih.

“Saat ini kondisi Kabupaten Cirebon sedang tidak baik-baik saja, dan kami berkomitmen untuk membenahinya,”
Moh. Luthfi

Back to top button