Hadapi Musim Tanam, Pemkab Majalengka Ajukan Tambahan Kuota Pupuk Subsidi

kacenews.id-MAJALENGKA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka ajukan penambahan kuota pupuk subsidi mulai musim tanam rendeng serta pemerintah juga akan terus memantau ketersediaan pupuk di tingkat penyalur menjaga kemungkinan tidak ditebusnya kuota pupuk oleh penyalur kepada distributor yang berakibat pada sulitnya petani memperoleh pupuk.
Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi saat memantau ketersediaan pupuk di wilayah Jatitujuh mengatakan, sementara ini ketersediaan pupuk di distributor masih dinyatakan aman dan memenuhi kebutuhan para petani.
“Saya memantau di salah satu distrobitor PT. Bumi Persada Majalengka pupuk tersedia. Namun mulai Musim Tanam rendeng nanti semua jenis pupuk akan diusulkan naik, untuk urea yang semula hanya mendapat kuota sebanyak 23.614 ton akan diusulan untuk naik menjadi 41.000 ton demikian juga NPK yang semula hanya 15.000 ton akan diusulkan menjadi 34.000 ton,” ungkap Dedi Supandi saat memantau ketersedian pupuk, kemarin.
Menurutnya, setelah adanya penambahan kuota, yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan pupuk ditingkat agen dan penyalur jangan sampai ada kasus penyalur pupuk atau agen tidak menebus kuota kepada distributor yang akan berdampak pada petani disaat membutuhkan pupuk ternyata tidak tersedia di penyalur.
Untuk mengatasi persoalan tersebut menurut Dedi diperlukan kerja tim yang bisa mengawasi mulai tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa, untuk memantau kios – kios pupuk memastikan ketresediaan pupuk untuk petani.
Dedi juga meminta Penyuluh Pertanian Lapangan untuk terus memperbaharui data petani dan luas garapannya secara akurat.
“Saya memastikan, akan terus mendampingi dan memantau ketersedian pupuk subsidi dan data untuk petani agar selalu aman,” ungkap Dedi yang berharap dengan tambahan kuota pupuk ini para petani bisa lebih produktif dan tidak lagi khawatir akan kelangkaan pupuk.
Salah seorang petai di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Nanang (57) menyatakan, selama ini pupuk agak sulit diperoleh terutama disaat musim tanam rendeng. Pupuk tersedia namun tidak sesuai dengan kebutuhan petani.“Tersedianya pupuk yang cukup hasil panen akan lebih baik,” kata Nanang.
Petani lainnya Narita mengatakan, belakangan ini kuota pupuk yang diberikan kepada petani tidak sesua dengan kebutuhan karena ada pengurangan hingga setengahnya. Jika petani butuh pupuk sebanyak 6 kw maka yang tersedia hanya 3 kw saja.
Kesulitan pupuk yang dialami petani juga diantaranya karena pendistribusian pupuk yang lambat. Disaat petani membutuhkan pupuk sering tidak tersedia di kios, sementara disaat petani sudah selesai masa pemupukan, kuota pupuk baru tiba di kios tempatnya membeli.
“Yang diinginkan petani selain memenuhi kebutuhan, juga pupuk ada disaat dibutuhkan. Jangan sudah tidak butuh pupuk baru datang,” katanya.(Tat)