Didukung Baznas, Pembangunan Rutilahu di Bayalangu Kidul Jadi Percontohan

kacenews.id-CIREBON- Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon bersama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membantu untuk membangun rumah tidak layak huni (rutilahu) di Blok Ampelgading, Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik.
Keberhasilan pembangunan rutilahu yang menjadi salah satu percontohan ini, tak lepas peran besar pemerintah desa (Pemdes) setempat yang turut menyelesaikan pembangunannya sampai tahap akhir sehingga nampak berdiri megah.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, H Wahyu Mijaya mengungkapkan, anggaran untuk pembangunan rutilahu percontohan tersebut berasal dari Baznas Kabupaten Kabupaten Cirebon sebesar Rp 45 juta.
“Rumah ini dibantu oleh Baznas Rp 45 juta, tapi secara keseluruhan ini lebih dari Rp 45 juta karena kuwu Bayalangu Kidul membantu mulai dari (penyediaan, red) tanah sampai ke tahap finishing,” kata Wahyu usai meresmikan penggunaan rumah milik Muhammad Harun tersebut.
Ia berharap, perbaikan rutilahu di Desa Bayalangu Kidul bisa dijadikan contoh bagi desa-desa lainnya di Kabupaten Cirebon. Sehingga alokasi anggaran bantuan yang diberikan Baznas bisa dimanfaatkan lebih.
“Artinya, tidak hanya dengan menggunakan alokasi bantuan yang diberikan, tetapi bantuan dari Pemdes juga sangat dibutuhkan,” katanya.
Ketua Baznas Kabupaten Cirebon, KH Ahmad Zaeni Dahlan menyampaikan, nilai total anggaran yang disalurkan untuk rutilahu tahap ketiga ini senilai Rp 522 juta.
Namun secara keseluruhan, Baznas sudah menyalurkan bantuan rutilahu senilai Rp 2 miliar.
Selain itu, pihaknya pun akan berupaya memberdayakan masyarakat melalui masing-masing pemdes dengan membentuk unit pengumpul zakat (UPZ). Pembentukan UPZ tersebut dimaksudkan untuk menggali potensi zakat dan infak di Kabupaten Cirebon yang belum tergali maksimal.
Sehingga bantuan yang akan disalurkan untuk kemaslahatan warga di tiap-tiap desa bisa lebih banyak dan maksimal.
“Karena potensi zakat dan infak di Kabupaten Cirebon menurut berbagai kajian itu sekitar Rp 200 miliar. Tapi yang baru tergali hanya sekitar tiga persennya saja,” katanya. (Junaedi)