Lestarikan Tradisi Tolak Bala, Warga Blok Kaputren Majalengka Ramai-ramai Buat Apem

kacenews.id-CIREBON-Warga Blok Kaputren atau lebih dikenal Imah Kaputren, di Desa Putridalem Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka lestarikan tradisi Rebo Wekasan (hari Rabu terakhir di bulan safar) atau rebo pamungkas, untuk menolak bala atas datangnya ribuan penyakit dengan cara membuat apem lengkap dengan kinca (saus gula dan kepala), Rabu (4/9/2024).
Pembuatan apem yang biasanya dilakukan mulai pagi dini hari dan usai solat subuh dibagikan kepada masyarakat, kali ini pembuatan apem dilakukan ibu – ibu sejak sehari sebelum Rebo Wakasan dan solat tolak bala, di depan Imah Kaputren beramai – ramai.
Apem yang dibuat oleh kelompok ibu – ibu setelah dikemas dengan plastik dibagikan keseluruh warga di blok tersebut serta tamu yang berkunjung ke Blok Kaputren.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat Amin Halimi pembuatan apem di Rebo pamungkas bulan Safar pada tahun ini menghabiskan beras sebanyak 3 kw dengan kepala ratusan butir dan gula merahs erta gula putih puluhan kilo.
“Ada 5.000 lebih kue apem yang dibuat dari 3 kw beras dan puluhan kilo gula. Dibuat sejak kemarin untuk membuat ribuan apem ini yang bahanya dan pembuatannya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Ini biasa kami lakukan setiap tahun,” ungkap Amin Halimi.
Pembuatan apem ini adalah tradisi untuk menolak bala, momen ihtiar untuh terhindar dari beragam penyakit karena katanya pada bulan ini ada banyak ribuan penyakit datang menyerang manusia. Dengan tolak bala berharap semua aman, semua sehat.
Apem menurutnya dibagikan kepada masyarajat, TNI dan Polri yang menjaga keamanan negeri selain itu apem diserahkan kepada calon bupati yang langsung di serahkan ke rumahnya serta ke KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggaran pemilu.
“Ini tahun politik, tapi apem tidak ikut berpolitik. Hanya saja penyerahan apem kepada penyelenggara pemilu sekedar menyampaikan pesan serta penolak bala,” ungkap Nana.
Apem yang rasanya natural dan ditambah saus yang rasanya manis juga diharapkan membawa simbol kedamaian.
Sedangkan apem yang diserahkan kepada calon bupati dan wakil bupati semoga semua terhindar dari bencana, mereka tetap membawa kerukunan bagi semua masyarakat.
“Apem kami serahkan pula kepada calon bupati sebagai spirit bahwa sanya ini simbol tolak bala agar pada pilkada terhindar dari marabahaya dan masyaraakt tetap aman damai,” katanya.
Calon Bupati Karna Sobahi menyambut baik para tokoh masyarakat dari Imah Kaputren yang langsung mencicipi apem. Dia mengaku bangga atas kunungan para tokoh di rebo wakasan yang repleksinya membawa kuliner khusus kue apem, ini potensi sebagai bentuk UMKM Majalengka
“Dengan ketulusan yang luar biasa dari para tokoh hadir ke rumah saya,” katanya.
Sedankan Eman mengaku terkejut didatangi para tokoh yang bertepatan di hari Rabu Wakasan dan ada sebuah tradisi untuk melakukan tolak bala dengan pembuatan kue apem simbol tolak bala.
“Iniini tradisi, kebudayaan namun nilainya religisu karena dikaitkan dengan tolak bala, menolak marabahaya. Imah Kaputren demikian peduli untuk mendoakan penyelenggaraan pilkada dan mendoakan para calon. Kita semua berdoa agar pilkada ini berjalan aman dan damai membawa berkah bagi semua, bagi masyarakat Majalengka,” ungkap Eman.(Ta)