Pendidikan

Metode ILHAM, Inovasi MI Hidayatul Mubtadiin Ketitang Cirebon untuk Cetak Generasi Qurani

kacenews.id-CIREBON-Madrasah Ibtidaiyah (MI) Hidayatul Mubtadiin Ketitang, Desa Japurabakti, Kecamatan Astanajapura, menciptakan dan menerapkan metode ILHAM untuk mendidik siswa-siswinya menghafal Alquran. ILHAM yang merupakan singkatan dari Integrated, Listening, Hand, Attention, and Matching ini, diklaim dapat mempercepat proses menghafal.

Pembimbing Kelas Tahfiz Alquran MI Hidayatul Mubtadiin Ketitang, Ustaz Fasfah Sofhal Jamil, Kamis (8/8/2024) mengungkapkan, program menghafal Alquran menggunakan metode ILHAM ini baru diterapkan di kelas lima. “Program ini bersifat ekstrakurikuler, dijalankan di luar jam kegiatan belajar mengajar (KBM) setiap Sabtu hingga Senin,” katanya.

Menurutnya, keberadaan MI Hidayatul Mubtadiin yang terletak di kompleks Pondok Pesantren Ketitang Cirebon turut mendukung perkembangan program ini. Sebab  menghafal Alquran butuh komunitas, sehingga keberadaan sekolah di kompleks pesantren membangkitkan semangat anak-anak dalam menghafal Alquran.

Ia menyebutkan, metode ILHAM menggabungkan berbagai potensi kecerdasan dan pendayagunaan indera, terdiri dari lima komponen utama. Yakni integrated (terhubung), menggabungkan berbagai jenis kecerdasan seperti linguistik, matematik, visual, kinestetik, musikal, interpersonal, dan intrapersonal untuk mengoptimalkan hasil hafalan.

Selanjutnya, kata dia, Listening (mendengarkan), melibatkan latihan mendengar dan mengucapkan kalimat Alquran dengan pembimbing yang mencontohkan bacaan ayat. “Ketiga hand (tangan). Menggunakan gerakan tangan untuk memperkuat hafalan dan memicu semangat siswa menggunakan kode pada ruas jari untuk mengingat ayat,” katanya.

Kemudian, Attention (perhatian/fokus), memfokuskan gerakan bibir, mimik wajah, dan intonasi suara siswa yang saling berhadapan untuk saling memperhatikan, memotivasi, dan mengevaluasi proses menghafal.

Terakhir, matching (mencocokkan), siswa mencocokkan bunyi hafalan dengan posisi jari tangan, menyimak hafalan secara bergantian, dan membetulkan kesalahan pada lembaran naskah mushaf.

“Metode ILHAM dirancang untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi, serta memaksimalkan penggunaan berbagai jenis kecerdasan dan indera dalam proses menghafal Alquran,” tuturnya.
Ustaz Sofhal menyampaikan,  program ini juga memungkinkan para siswa tidak hanya mampu menghafal ayat per ayat, tetapi juga hafal penomoran dan jumlah surat yang telah dihafal. “Para siswa bisa menebak atau melanjutkan secara acak ayat yang dibacakan pembimbing. Dan ini sudah kami buktikan,” ujarnya.

Ia berharap program ini bisa diterapkan di seluruh kelas, bahkan di tingkat Raudlatul Athfal (RA). “Untuk sementara yang dihafal adalah juz 30. Semoga melalui metode ini para siswa tidak takut untuk menghafal Al-Qur’an,” katanya.

Menurutnya, dalam semester ini, targetnya adalah para siswa mampu menyelesaikan hafalan juz 30, lengkap dengan jumlah surat dan penomoran ayatnya.

“Dengan pendekatan inovatif seperti ini, MI Hidayatul Mubtadiin Ketitang diharapkan mampu mencetak generasi penghafal Alquran yang tidak hanya hafal ayat-ayat suci, tetapi juga memahami makna dan penempatannya dalam Alquran,”katanya.

Sementara itu, Kepala MI Hidayatul Mubtadiin, H Samsudin mendukung penuh program tahfiz tersebut. Ia berharap, para murid tidak hanya unggul di bidang ilmu umum, tapi juga mumpuni ilmu agama.

Menurutnya, metode yang diterapkan itu secara tidak langsung menghapus pandangan sulitnya menghafal Alquran. Sebab dalam penerapannya metode tersebut menjunjung tinggi kebersamaan dan keceriaan.

“Biasanya anak-anak itu takut untuk menghafal, tetapi dengan metode ini saya lihat anak-anak tanpa beban dan tidak merasa sedang menghafal Alquran,” ucapnya.(Is)

 

 

 

Related Articles

Back to top button