CirebonRaya

Tawuran Pelajar yang Memakan Korban Jiwa, Kapolresta Cirebon: Pelaku Bakal Diburu dan Tak Ada Kata “Ampun”

Kacenews.id-CIREBON-Kasus tawuran antar pelajar di Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon yang menewaskan seorang siswa SMP beberapa hari lalu menjadi perhatian publik. Pasalnya tawuran tersebut melibatkan pelajar SMP di Kecamatan Pabuaran dan Waled Kabupaten Cirebon.

Diketahui, korban meninggal dunia berinisial AI (15 tahun) karena menerima empat luka akibat sabetan senjata tajam sedangkan WW (14 tahun) mengalami luka berat dan kini menjalani perawatan di RSUD Waled. Kedua korban tawuran tersebut merupakan siswa SMP di Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon.

Melihat kejadian tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya merasa prihatin di Kabupaten Cirebon masih terjadi aksi tawuran. Bahkan aksi tawuran antar pelajar tersebut menimbulkan korban jiwa.

“Saya (Pj bupati,red) sangat prihatin masih ada kejadian tawuran. Selanjutnya saya akan menyatukan bersama baik kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan guru, wali murid untuk bersama-sama memberikan pemahaman dan pencegahan kenakalan pelajar. Jadi ketika ada siswa sekolah pada berkumpul bisa antisipasi untuk membubarkan,” katanya.

Selain itu, kata Wahyu, Pemkab Cirebon akan menggelar kegiatan positif di setiap sekolah untuk mencegah para siswa berbuat hal yang negatif.

“Kita berikan wadah untuk mereka berkreasi yang positif. Jadi mereka nantinya akan konsen dengan kreatifitasnya dan akan melupakan kegiatan negatif yang akan merugikan mereka sendiri,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni menyatakan kenakalan remaja dan masalah tawuran masih menjadi pekerjaan rumah (PR) semua pihak. Sehingga pihaknya bersama pemerinta daerah untuk melakukan kegiatan preventif ke sekolah-sekolah dan lingkungan masyarakat di Kabupaten Cirebon.

“Kita ajak generasi muda Kabupaten Cirebon yakni para pelajar untuk menyiapkan diri mereka menjadi generasi emas dan jangan sampai terlibat kegiataj yang negatif. Namun tetap saja masih ada kejadian kejadian yang tidak diharapkan, sehingga ini menjadi PR kita semua,” katanya.

Labih lanjut, kata Sumarni, berkaca kejadian yang menewaskan seorang pelajat SMP di Pabuaran, pihaknya akan terus bersinergi dengan semua sekolah, pelajat dan lapisan masyarakat, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Kita ajak mereka menjauhi tawuran dan tidak membuat konten yang isinya ajakan tawuran walaupun dilihat banyak orang, tetapi dampak negatifnya sangat fatal bagi yang bersangkutan dan lingkungan,” ujarnya.

Seperti diketahui, kejadian memilukan terjadi di Kabupaten Cirebon. Seorang pelajar dari salah satu SMP di wilayah Kecamatan Pabuaran tewas usai tawuran di wilayah Kecamatan Babakan, pada Senin (5/8/2024) petang.

Berdasarkan informasi, peristiwa itu bermula dari korban berinisial AI sebagai admin, menantang pelajar dari SMP di salah satu wilayah Kecamatan Waled. Mereka kemudian janjian di dekat jembatan di wilayah Kecamatan Babakan.

Di sanalah, kedua kelompok pelajar berhadapan. Masing-masing dari kelompok tersebut menunjukkan tiga orang yang dianggap hebat. Kemudian terjadilah pertarungan duel, antara tiga pelajar SMP Pabuaran melawan tiga SMP Waled.

Nahas. SMP Pabuaran kalah, dan menerima luka paling parah. Bahkan AI yang merupakan siswa SMP di Kecamatan Pabuaran, dikabarkan meninggal dunia setelah sampai di RSUD Waled, sementara WW mengalami luka berat dan dirawat di RSUD Waled. Sementara temannya melarikan diri.

Satuan Reserse Kriminal Polresta Cirebon yang menerima laporan itu langsung bergerak cepat ke lokasi kejadian untuk mengeceknya. Benar saja, di lokasi korban mengalami luka akibat benda tajam.

“Korban meninggal dunia saat tiba di RSUD Waled, ketika perawat datang dicek langsung meninggal dunia. Ada luka senjata tajam ditubuhnya. Langsung kita otopsi,”kata Kasat Reskrim Polresta Cirebon Kompol Hario Prasetyo Seno.

Ia menjelaskan polisi langsung bergerak cepat untuk melakukan olah TKP di lokasi kejadian dan meminta keterangan saksi. Hanya dalam waktu hitungan jam, identitas dari terduga pelaku berhasil berhasil dikantongi.

“Kita langsung bergerak, dan mengamankan calon (terduga) pelaku di rumahnya masing-masing, Desa Jatirenggang dan Desa Pabuaran Kidul. Dua orang ini berinisial WK (14 tahun) dan AR (15 tahun). Sementara satunya lagi masi dalam pencarian kami,” ungkapnya.

Selain itu, Polisi juga mengamankan barang bukti dari kasus kekerasan tersebut, diantaranya, dua celurit, satu pedang, dan pakaian yang gunakan pelaku saat melakukan aksi kejahatannya.

Terduga pelaku dan barang bukti kemudian digelandang ke Mako Polresta Cirebon untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hasil dari pemeriksaan itu, mereka ternyata tidak saling kenal dengan korbannya.

Bahkan, saksi dari pelaku maupun dari korban juga menyampaikan hal mengejutkan. Katanya, yang memulai menantang tawuran tersebut adalah AI yang saat ini sudah meninggal dunia. Bahkan, sosok AI juga pernah tertangkap di Kuningan diduga tawuran. Namun berhasil lolos karena tidak terbukti bawa sajam.

“Diakui oleh kedua kelompok itu juga, yang mulai menantang dan admin adalah korban AI yang sekarang meninggal dunia itu,” kata Hario.

Ia menyampaikan, Polresta Cirebon sudah berupaya secara maksimal dalam mengantisipasi terjadinya tawuran antar pelajar. Seperti dengan berkunjung langsung ke setiap sekolah yang ada di Kabupaten Cirebon untuk memberikan pembinaan dan penyuluhan agar tidak terlibat kenakalan remaja.

Tidak hanya itu, setiap malam anggota Polresta Cirebon juga melaksanakan patroli ke sejumlah titik rawan di wilayah Kabupaten Cirebon. Patroli tersebut dilakukan dari malam hari hingga pagi hari.

Patroli semacam itu merupakan langkah preventif yang dilaksanakan Polresta Cirebon rutin dari mulai siang, sore, dan malam untuk menciptakan situasi kamtibmas yang aman, nyaman, dan kondusif. Diharapkan patroli tersebut dapat mencegah tindak kriminalitas di Kabupaten Cirebon.

Menurutnya, patroli tersebut juga merupakan respon cepat terhadap aduan masyarakat di media sosial mengenai ancaman pelaku kejahatan di wilayah Kabupaten Cirebon. Sehingga pihaknya pun melibatkan personel gabungan dari Polsek jajaran dan dibackup Satsamapta Polresta Cirebon.

“Kami pastikan Polresta Cirebon dan Polsek jajaran tidak akan segan-segan melakukan tindakan tegas dan tindakan keras kepada para pelaku kejahatan yang melakukan aksi kriminalitas di Kabupaten Cirebon,” ujarnya.

Sementara Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Aan Setiawan menilai, kurangnya pembinaan dari pihak sekolah. “Baik guru, guru BP terutama kepala sekolahnya. Kurang memperhatikan terkait masalah pergaulan anak-anak kita ini yang dididik di sana,” ungkap Aan.

Seharusnya, lanjut dia, pihak sekolah menjalin kerja sama dengan pihak kepolisian untuk pembinaan. Program tersebut baiknya dilakukan entah sebulan sekali atau dua bulan sekali, minimalnya satu semester sekali.

“Agar kenakalan anak-anak, remaja ini jangan sampai ke ranah kriminal. Masih wajar kalau nakalnya anak-anak ini dalam hal bercanda dan kategori ringan sih,” ungkap Aan.

Namun, kata dia, kenakalan-kenakalan siswa-siswi yang masih duduk di tingkat SMP yang mengarah ke kriminal, seperti tawuran hingga menghilangkan nyawa seseorang, narkoba dan lainnya sudah menjadi hal yang tidak wajar. Artinya, kata dia, perlu disikapi secara serius oleh pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon.

“Ini yang kita sesalkan. Terutama di Disdik kenapa sih tidak ada program khusus terkait masalah itu. Padahal kami dari awal selalu mengingatkan teman teman disdik, baik itu pencegahan narkoba, maupun kenakalan remaja yang begitu massif,” katanya.(Wan/Mail)

Related Articles

Back to top button