CirebonRaya

Sang Maestro Tarling Klasik Cirebon, Mama Jana Berpulang

kacenews.id-CIREBON-Sang maestro tarling klasik Cirebon, Sudjana Partanaim atau yang akrab disapa Mama Jana telah berpulang ke Rahmatullah pada Rabu (31/7/2024) pagi, kabar meninggalnya almarhum dibenarkan oleh salah satu muridnya yakni Akbarudin Sucipto.

Akbar menuturkan bahwa almarhum Jana Partanaim bin Ardi atau Sajen kelahiran 17 Desember 1934 (genap 90 tahun) di Kampung Pekalangan Kota Cirebon.

“Saya mengikuti beliau saat di rumah sakit hingga di pemakaman, tadi juga pak Pj Wali Kota dan yang lainnya menghadiri pemakamannya,” kata Akbar.

Beliau mengawali karir di Gedung Negara Cirebon pada tahun 1946 pada saat usianya menginjak usia 12 tahun, almarhum pada usia 12 sudah mahir dalam bermain gitar.

“Karena keluarganya almarhum juga konsen dalam musik tarling, pak Madira yang merupakan kakaknya itu konsen di musik tarling tapi lebih ke Suling. Almarhumah besar di dunia musik tarling,” ujar Akbar.

Almarhum mengakhiri karir musiknya pun di Gedung Negara. Pada saat pentas di acara Budpar Provinsi Jawa Barat pada malam Minggu kemarin, usianya sudah 90 tahun.

“Luar biasa, beliau sangat Istikomah dan konsennya. Mengawali di Gedung Negara mengakhiri karirnya di Gedung Negara,” tutur Akbar.

Ketua Sanggar Tarling Amparan Jati Cirebon menjelaskan, pagi 28 Juli 2024 beliau dalam kondisi drop dan di waktu Maghrib masuk ICU.

Dedikasi di dunia tarling sangat luar biasa, beliau salah satu putra terbaik Cirebon yang menggeluti seni tarling klasik dan tidak mau berpindah genre.
“Sekarang kan ada tarling dangdut, tarling koplo dan lain sebagainya namun beliau tidak tergoda. Beliau saksi hidup klaim tarling itu sebetulnya dari mana asalnya, dari Cirebon atau dari Indramayu,” jelas Akbar.

Menurutnya, almarhum merupakan saksi hidup. Karena, para pelaku tarling klasik yang notabennya ada di Indramayu, ternyata muridnya almarhum.

“Dari situ sudah kelihatan. Almarhum sampai akhir hayatnya mendedikasikan kepada musik tarling,” imbuhnya.

Almarhum sendiri, meninggal dunia meninggalkan empat orang anak. Namun, Akbar bersyukur bahwa salah satu cucu dari almarhum ada yang mewariskan atau ada penerusnya yang bernama Arip dan sanggarnya bernama Candra Kirana. Selain itu, almarhumah juga pernah meraih penghargaan dari industri rekaman sebagai musisi terbaik (musik tradisional) pada tahun 1972.

Dalam masa hidupnya, almarhum juga termasuk saksi dari tokoh tarling yang pada sesi awal di Kota Cirebon disebut sebagai pelakunya. “Berbicara tarling, di Kota Cirebon ada tokoh yang namanya Ncek Barang keturunan Tionghoa yang berasal dari Kampung Gambirlaya Kasepuhan,” ungkap Akbar.

Berbicara tarling atau almarhum, diakui Akbar pun panjang, sangat menarik dan berkesan. Saat perform bersama almarhum, sinden maupun para senior akhirnya membesarkan nama mereka. Almarhum pun sering perform dengan senior, seperti Abdul Adjid.

“Bagi saya, penyanyi tarling yang saat ini populer pun tidak terlepas dari pengaruh almarhum, mau tidak mau, suka atau tidak suka kiblatnya adalah Mama Jana. Kita sangat kehilangan sosok almarhum, Alhamdulillah masih ada penerusnya, saya berharap penerusnya atau cucunya bernama Arip ini bisa meneruskan atau masih harus dilestarikan musik tarling di Kota Cirebon,” pungkasnya.(Jak)

Related Articles

Back to top button