Angin Kencang dan Hujan Lebat Akibatkan 6 Hektare Areal Tanaman Tebu Rebah Rusak

kacenews.id-MAJALENGKA-Hujan disertai angin kencang yang terjadi selama dua hari berturut – turut di wilayah Majalengka mengakibatkan rusaknya perkebunan tebu yang siap tebang di wilayah Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.
Selain rebah sebagian pohon tebu patah, hal ini akan berdampak pada minimnya kadar air dan kadar gula yang mengakibatkan turunnya produksi gula.
Kondisi tanaman tebu rebah tidak beraturan, sebagian patah, kondisi ini akan berdampak pada kesulitan pekerja melakukan penebangan dan butuh waktu lebih lama, biaya tebang diprediksi akan meningkat, terkecuali yang sudah membayar biaya borongan.
“Adanya hujan bagi petani tebu yang tengah panen bukan menggembirakan apalagi di kondisi tanaman tebu banyak yang rebah, ini merugikan petani karena penebangan lebih merepotkan,” ungkap Wawan, salah seorang petani tebu.
Selain sulit melakukan tebang, curah hujan yang tinggi juga akan menganggu kendaraan pengangkut tebu hasil panen, karena kendaraan tidak akan bisa menjangkau ke tengah perkebunan karena permukaan tanah akan licin akibat lumpur.
Untuk melakukan tebang di bagian tengah perkebunan harus menunggu kondisi permukaan tanah mengering. Sementara ini penebangan dilakukan di area yang berdekatan dengan jalan area perkebunan.
“Kalau pengarhnya pada penurunan rendemen mungkin kecil apalagi jika cuaca panas kembali, terkecuali jika hujan terus menerus rendemen akan turun walaupun prosentasenya tidak terlalu besar,” ungkap Wawan yang menanam tebu seluas 6 ha.
Kepala Desa Jatiraga, Kecamatan Jatitujuh, Carsidik membenarkan rebahnya tanaman tebu akibat hujan deras disertai angin kencang yang terjadi dua hari berturut – turut siang dan malam. Kondisi tanaman acak – acakan dan akan menyulitkan penebang.
“Persisnya berapa luas tanaman tebu yang rusak belum diketahui karena terjadi hampir di semua desa karena hujan hampir merata,” ungkap Carsidik yang menanam tebu seluas 8,5 ha.
Menurutnya, musim panen tebu masih akan berlangsung dua bulan kedepan. Bagi sebagian tanaman hujan akan membantu kondisi tanaman karena tersiram.
“Kalau sekedar rebah dan menyulitkan penebang masih mending, kalau tanaman patah itu fatal karena akan berpengaruh pada kadar air ,” katanya.
Dia menyebutkan, tanaman tebu di wilayahnya sebesar 25 % sempat terkena seranga tikus sehingga kondisinya banyak yang rusak. “Kemarin ketika baru mulai tanam terkena serangan tikus, sekarang rusak karena angin kencang,” ungkap Carsidi,
Namun demikian menurut Carsidik, jika rendemen masih tetap tinggi, petani masih akan mengalami untung. “Dari luas 8,5 hektar jika tanaman tidak patah ya masih untung, “ ungkapnya.(Ta)