Minim Siswa, Guru SDN Gelatik Kota Cirebon Berjuang Cari Pendaftar Baru

kacenews.id-CIREBON-Minimnya jumlah siswa membuat para guru dan kepala SDN Gelatik Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon berjuang untuk mencari atau menambah jumlah siswa agar kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih efektif.
Melalui kepala SDN Gelatik, Heri Mulyati, kisah inspiratif para guru dan dirinya berjuang tahun demi tahun sedikit membuahkan hasil.
“Belum lama pihak dinas terkait pernah mewacanakan SDN ini akan di merger, tapi sampai saat ini tidak. Ada 3 SDN yang didatangi seperti SDN Rajawali, Gelatik dan Ketilang. Yang paling rendah jumlah siswanya SDN Gelatik, tapi merger itu baru wacana,” katanya.
Dengan demikian, menurutnya ia dan para guru dengan segala kemampuan berusaha agar sekolah yang dipimpinnya sejak 2022 lalu tidak di merger. Mereka berjuang ke sekolah-sekolah TK maupun melakukan sosial pada masyarakat.
“Waktu saya memimpin di sini totalnya masih ada sekitar 60 siswa, tapi pas 2023 kelas VI keluar dengan jumlah siswa banyak akhirnya berkurang karena jumlah siswa baru atau kelas I jumlahnya 4 siswa,” tuturnya.
Akan tetapi, pada saat beranjak ke kelas II ada sedikit tambahan dari siswa pindahan menjadi Sembilan siswa.
“Sekarang jumlah kelas I ada 10 siswa, kelas II ada 9 siswa, kelas III ada 5 siswa, kelas IV ada 8 siswa, kelas V ada 13 siswa, dan kelas VI ada 15 siswa,” ujar Heri.
Dengan menjelang kelulusan siswa kelas VI, Heri menambahkan, pihaknya harus berfikir keras agar minimalnya dapat pengganti jumlah siswa kelas VI yang akan melanjutkan ke jenjang berikutnya. “Setidaknya kita harus menargetkan kelas I agar bisa mendapatkan 15 siswa lagi,” imbuhnya.
Jelang PPDB 2024/2025, Heri menjelaskan bahwa ia dan para guru yang lainnya jauh-jauh hari sudah mencari calon siswa baik ke sekolah TK maupun ke warga sekitar.
“Kita sudah mulai mencari calon siswa, ada beberapa warga yang menitipkan anaknya ke kami. Akan tetapi, kita harus terus mencari agar di kelas I atau siswa baru dapat minimalnya 15 siswa,” jelasnya.
Sedangkan melihat gedung sekolah, kata Heri masih layak. Bahkan, sejumlah ruangan kelas baru saja direnovasi. Ia juga menginginkan kalau sekolah tersebut mempunyai ruang perpustakaan. “Kami sudah mengajukan,” ucapnya.
Dengan minimnya siswa, sekolah ini sulit bersaing dengan sekolah lain baik itu kegiatan di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Sejumlah kegiatan sekolah yang digelar dinas terkait seperti Pekan Olahraga Pelajar Kota (Popkota) dan lain sebagainya, bagi SDN Gelatik masih kesulitan untuk dapat berpartisipasi karena minimnya siswa.
“Semenjak saya menjabat, baru ada siswa ikut lomba MHQ pada event Pentas Pendidikan Agama Islam (PAI) tahun ini,” ungkapnya.
Meskipun siswa yang bersekolah tanpa mengeluarkan biaya alias gratis, sekolah ini masih menjadi sekolah dengan jumlah siswa yang sedikit.
“Kita sudah berjuang, guru-guru juga sampai rela mengeluarkan semua kemampuan yang dimilikinya. Dulu kita juga kekurangan guru, tapi Alhamdulillah ada guru P3K jadi sudah lengkap,” pungkasnya.(Jak)