Cegah Kasus Bullying

Belakangan ini kita sering mendengar adanya kejadikan tindak kekerasan dalam lingkungan. Jika di dalam keluarga disebut kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), biasanya pelakunya orang terdekat. Sementara jika itu terjadi di lingkungan pendidikan sekolah atau kampus, namanya bullying atau perundungan.
Sebenarnya maksudnya sama, pelaku bullying adalah setiap orang yang melakukan kekerasan pada orang lain baik itu lewat verbal maupun fisik berakibat melukai atau menyakiti hati orang lain.
Bahkan dalam beberapa kasus, korbannya banyak yang mengalami luka fisik sampai ada yang meninggal dunia. Seperti kasus tewasnya Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara, bernama Putu Satria Sananta Rustika.
Polisi yang menyilidikan kasus itu menemukan bahwa tewasnya korban akibat adanya luka-luka penganiyayan yang menyebabkan korban kekurangan oksigen ke saluran vital. Padahl sebelumnya sempat viral di mana seorang santri di Kediri juga tewas korban bullying . Hal sama terjadi di salah satu pesantren terkenal di Kabupaten Kuningan, juga santrinya ditemukan dalam keadaan meninggal mengenaskan.
Pun, aksi bullying pernah terjadi di salah satu lingkungan sekolah di Cirebon sehingga membuat anaknya trauma dan merasa ketakutan jika harus kembali ke sekolah. Persoalan bullying atau perundungan bisa terjadi pada siapa saja, namun sebenarnya bisa dicegah dengan cara dilakukan penanganan secara bersama-sama.
Dari orang tua, memiliki andil kuat untuk mengawasi anak-anak terutama harus tau dengan siapa berteman dan sekitar lingkungannya bermain. Kemudian juga pemerintah daerah dalam hal ini pihak sekolah atau kampus juga dituntut turut serta memberikan penanaman nilai-nilai karakter pada anak didiknya. Anak merupakan anugerah dari Allah Swt dan merupakan generasi penerus bangsa, penentu masa depan sebuah bangsa. Baik dan buruknya suatu bangsa ditentukan mulai dari bagaimana cara mendidiknya dan lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu anak harus senantiasa dilindungi dan dipenuhi hak-haknya seperti hak perlindungan anak agar anak dapat terhindar dari kekerasan dan bullying yang selalu mengintainya Ada pepatah yang menarik untuk disimak. Jika anak dibesarkan dengan celaan,Ia akan belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, Ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, Ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, Ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, Ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, Ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, Ia belajar keadilan. (Dorothy Law).***