Gula Pasir, PG Jatitujuh Majalengka Sebut Persediaan Tinggal Tersisa 350 Ton

kacenews.id-MAJALENGKA-Harga sejumlah komodiditas sayuran dan daging paska lebaran Idulfitri di pasar tradisional di Majalengka mulai normal, walaupun masih ada sejumlah komoditas yang harganya tetap tinggi karena pasokan masih terbatas.
Komoditas harga yang masih tetap tinggi diantaranya adalah bawang merah biasa dan bawang merah sumenep yang sudah lama bertahan di harga Rp 60.000 per kg.
Selain itu ikan mas yang bertahan di harga Rp42.000 per kg sejak menjelang lebaran, demikian juga dengan harga ikan nila masih seharga Rp40.000 per kg, harga nila sama dengan harga ikan kembung Rp40.000, serta lele sebesar Rp32.000 per kg dan gurami Rp80.000 per kg.
Harga daging aram ras, ayam kampung dan daging sapi mendekat harga normal. Harga daging ayam ras sudah kembali ke harga Rp44.000 per kg, ayam kampung sudah mulai turun menjadi Rp85.000 dari harga Rp 90.000, sementara harga normalnya hanya Rp70.000 hingga Rp80.000 per kg.
Harga daging sapi juga mendekati harga normal setelah pada Senin (22/4/2024) turun sebesar Rp 10.000 per kg atau menjadi Rp150.000 per kg. Harga telur juga turun sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 29.000 per kg.
Harga yang mengalami kenaikan adalah gula putih lokal yang kini menjadi Rp18.000 per kg. Walaupun kenaikannya sedikit namun kenaikan harga gula dikeluhkan perajin kue karena kenaikan harga gula sangat berpengaruh terhadap harga jual kue.
Riri pedagang kue basah yang dagangannya dititipkan kepada para pedagang kue di sejumlah tempat mengatakan, kenaikan harga sebesar Rp 1.000 baginya sangat terasa karena mahalnya bahan baku kue tidak hanya berasal dari gula putih namun juga bahan baku lainnya.
“Bisa jadi kalau dari satu komponen harganya hanya naik Rp 1.000 tapi kan harga telur, terigu, mentega juga sama mahal. Kalau di kalkulasi dampaknya bsia besar juga,” kata Riri.
Menurutnya harga gula putih terus menerus mengalami kenaikan walaupun kenaikannya kecil antara Rp500 hingga Rp1.000 untuk setiap kilonya, namun karena kenaikannya sering akhirnya yang semula harga gula hanya Rp 16.000 per kg sekarang sudah Rp18.000, sementara untuk gula nyaris tidak pernah mengalami penurunan harga.
Senada disampaikan Elis aneka masakan serta kolak labu yang diedarkan pedagang gendongan. Dia menyebu untuk pembuatan kolak labu tidak hanya mengandalkan gula merah namun dicampur gula putih bahkan gula putih biasanya lebih dominan karena harga gula merah lebih mahal.
“Kalau gula merah satu gandu hanya untuk mempercantik warna, gula putih lebih banyak karena rasanya akan lebih manis. Sekarang harga naik ya gimana lagi,” katanya.
Pengelola Pasar Sindangkasih Supriadi membenarkan naiknya harga gula putih, namun demikian menurutnya stok gula putih di pasar cukup banyak.
“Pemicu kenaikan harga kami belum paham karena kalau stok di kios–kios kelontong hasil pantauan kami sukup banyak. Kami tadi keliling bertanya harga dan stok barang – barang, yang naik per hari ini hanya gula putih,” ungkap Supriadi.
Sementara itu sumber di PG Jatitujuh menyebutkan stok di gudang belakang mulai berkurang. Stok yang vtersedia diperkirakan tinggal tersisa 350 ton. “Stoknya mulai berkurang tingal sedikit, soal harga jual gudang ke pengusaha sempat Rp12.000 .” ungkapnya.(Tat)