Ingin Segera Bisa Bercocok Tanam, Warga Cipulus Gelar Salat Istisqa

MAJALENGKA-Ratusan warga Desa Cipulus, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka melakukan salat Istisqa di lapangan desa setempat, Selasa (24/10/2023). Ibadah ini dilakukan untuk memohon kepada Allah Swt, agar segera turun hujan.
Sekitar pukul 06.30 WIB warga dan anak sekolah sudah berdatangan ke tempat digelarnya salat istisqa yang dipimpin Ustad Maarif. Mereka menggelar tikar dan sajadah masing – masing dengan rapi.
Tepat pukul 07.30 WIB ratusan jemaah melakukan salat Duha dilanjutkan dengan salat Istisqa, karena di wilayahnya hingga kini belum turun hujan. Masyarakat yang berada di wilayah pegunungan ini tidak bisa bercocok tanam, karena tidak tersedia air untuk menyiram tanaman palawija mereka.
Menurut sejumlah warga, selama ini penghidupan mereka lebih mengandalkan bertani palawija, berupa kentang, kol, bawang daun, wortel, labu siam dan sebagainya.
Namun pada musim kemarau kali ini, jarang petani yang bisa bercocok tanam, karena tidak ada air. Mengingat selama ini para petani mengandalkan air hujan, untuk menyiram tanamannya.Sementara hanya sebagian kecil petani masih bisa menanam palawija, yang arealnya berada di bawah mata air, sehingga bisa menyiram tanamannya.
Berbeda dengan musim kemarau sebelumnya. Petani masih bisa bercocok tanam dengan mengandalkan air dari embun yang biasa datang pagi. Namun kini petani benar-benar sulit melakukan tanam.
“Kemarau tahun lalu masih bisa tanam sayuran karena tidak terlalu panas seperti sekarang, embun masih tetap ada. Sekarang benar- benar kering,” kata Udin.
Nana dan Nono warga lainnya berharap, dengan digelarnya salat Istisqa hujan bisa segera turun di wilayahnya. Agar para petani tidak mengalami kesulitan air serta bisa segera memulai musim tanam. Sehingga perekonomian wargapun bisa bangkit kembali.
Kapolsek Cikijing Ajun Komisaris Polisi (AKP) Rudy Djunardi bersama Danramil Cikijing Kapten Inf. Dadang Purnomo yang menghadiri pelaksanakan salat Istisqa mengimbau masyarat, untuk tidak melakukan pembakaran ketika akan memulai pengolahan lahan.
Karena jika tidak terkendali, pembakaran lahan atau hutan apinya bisa merembet ke mana- mana. Sehingga membahayakan masyarakat.
“Prihatin atas kemarau panjang tahun ini. Karena sampai detik ini hujan belum juga turun. Sehingga menyebabkan kekeringan dimana-mana. Bahkan kesulitan air menimpa warga Cipulus, yang dampaknya mereka tidak bisa bertani,” katanya.(Tati)