Opini

Karena Sahabat

Oleh : Abdul Rozak
Guru Besar pada Fakultas Pendidikan dan Sains UGJ-Cirebon

NAMANYA Mas Pur. Kami memanggilnya seperti itu. Dia senang dipanggil dengan nama itu. Sangat susah bertemu dengan Mas Pur. Beliau orang sibuk mengurus segala hal yang berhubungan dengan fasilitas persekolahan se-Indonesaia di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anna Sabandina mengenalnya pada tahun 1995 melalui pamannya. Beliau senang mengobrol. Setiap berkunjung ke Cirebon, kami mengobrol di warung makan. Mengobrol apa pun tanpa tema. Kami bersenang-senang dengan “meriung”, menghilangkan beban kerja di sekolah. Saat Anna dipercaya mengelola sekolah swasta di Kabupaten Cirebon.
Sejak dulu sangat sulit menjaring murid-murid untuk masuk ke sekolah swasta. Orang tua mengutamakan sekolah negeri. Sekolah negeri diunggulkan orang tua karena memang negeri tidak mahal, tempatnya nyaman, gurunya berpengalaman. Lulusan sekolah negeri relatif mempunyai bekal untuk tes masuk ke perguruan tinggi negeri.
Orang tua beranggapan sekolah negeri mutunya lebih baik. Sekolah swasta tampungan murid-murid baru yang tidak diterima di sekolah negeri. Mengolah murid-murid di sekolah swasta memerlukan energi dan motivasi berlebih agar lulusannya setaraf dengan lulusan sekolah negeri.
Pekerjaan yang sangat sulit dicapai, tetapi sekolah swasta harus bisa. Banyak upaya yang harus dijalankan agar hasil ebtanas siswa-siswa sekolah swasta tidak berbeda dengan siswa sekolah negeri.
Di samping itu, dalam hal pemerlengkapan fasilitas sekolah swasta berupaya sendiri. Anna selalu berupaya menjalin hubungan dengan beberapa kepala sekolah yang mempunyai akses ke lembaga tertentu.
Hubungan dengan orang tertentu yang mempunyai hak menentukan bantuan misalnya sangat diperlukan. Melalui hubungan ini Anna menjadi tahu ada bantuan yang dialokasikan khusus untuk sekolah swasta.
Karena keterbatasan informasi itu diberitahukan secara terbatas. Pihak kementerian memilih sekolah swasta berdasarkan kriteria tertentu.
Mas Pur adalah salah seorang yang membantu pihak sekolah negeri dan swasta dalam penyusunan usulan. Banyak yang berhasil mendapatkan bantuan fasilitas sekolah. Anna Sabandina beruntung mengenal Mas Pur atas bantuan paman Anna.
Mas Pur, orangnya baik. Ramah dalam wajah. Santun dalam berkalimat. Ucapan kata merujuk kepada kesiapan membantu. Beliau sangat dekat dengan paman Anna. Paman Anna teman bermain, teman mengajar. Karena keramahan dan kelincahan berkomunikasi Mas Pur dipercaya untuk menjadi kepala bagian di kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Beliau tidak melupakan Cirebon. Dalam waktu tertentu beliau selalu berkunjung ke rumah paman Anna. Terkadang beliau menginap, terkadang pulang-pergi. Paling tidak 2 bulan sekali beliau ke Cirebon. Bukan bertugas, hanya bersilaturahmi.
Beliau tidak pernah mencampurkan antara pekerjaan dinas dengan kepentingan sendiri. Minimal 2 hari dalam seminggu beliau berkunjung ke kota-kota seluruh Indonesia.
Anna beruntung mengenal dengan Mas Pur.
Anna banyak belajar dari beliau tentang berbagai hal yang berhubungan dengan silaturahmi di antara pejabat. Anna banyak mendapat cerita tentang kondisi sekolah di seluruh Indonesia dan peran kementerian dalam menata pendidikan di Indonesia.
Anna atas nama sekolah mengajukan permohonan untuk mendapatkan fasilitas laboratorium IPA. Beliau memberikan arahan cara menyusun usulan. Anna mengikuti dengan secermat-cermatnya.
Alhamdulillah sekolah tempat Anna bekerja mendapatkan fasilitas Laboratorium IPA. Anna berterima kasih kepada Mas Pur. Sekolah Anna mendapatkan alat-alat itu tanpa mengeluarkan dana sepeser pun.
Sekian lama sejak Anna mengajukan usulan tidak bertemu dengan Mas Pur. Anna sejak tahun 1999 tidak lagi aktif di sekolah itu. Pada tahun 2001 Anna bertemu dengan Mas Pur. Pada saat itu paman Anna menikahkan anaknya. Dia banyak mengobrol dengan Mas Pur. Anna banyak mendengar, belajar memperoleh pengalaman. Silaturahmi berharga. Belajar dari sumber hidup yang banyak berjalan. Asyik juga mengobrol dengan bijak.
Anna belajar juga untuk menjadi bijak. Mas Pur banyak berbicara pengalaman berkeliling ke sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Di sela-sela cerita itu, Mas Pur menyampaikan senang berkunjung ke Cirebon, terutama pada acara seperti ini. Mas Pur akan berupaya memenuhi undangan walimah, terutama undangan sahabat.
Mas Pur datang memenuhi undangan paman saya karena sahabat. Mas Pur orang sibuk. Jarak antara tempat kerja dan lokasi undangan cukup jauh. Jauh jarak ini berdampak pada waktu yang dibutuhkan, biaya yang diperlukan, energi yang dikeluarkan.
Beliau pulang pergi. Bertemu dengan pemangku hajat, mengobrol dengan teman-teman. Setelah itu pulang. Anna tahu dari teman-teman, memang Mas Pur selalu datang pada saat diundang dalam acara walimahan dan sejenisnya. Anna kagum atas kekuatan hubungan persahabatan yang melekat pada diri Mas Pur.
Pemeliharaan hubungan karena sahabat memerlukan kesabaran dan keikhlasan, di samping unsur lahiriah. Persahabatan itu merujuk kepada kesepahaman terhadap prinsip toleransi. Persahabatan itu tidak merujuk kepada keharusan disamakan karakter dan perilaku. Persahabatan adalah proses menerima keberadaan orang lain dengan seadanya, siap menerima dan memberikan nasihat dalam kebaikan.
“Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (Al-Asr; 3). Ikatan kesahabatan itu berdasarkan hati. Kedekatan hati menghilangkan jarak. Mas Pur meniadakan kelelahan, kelamasalan.
Betapa banyak orang yang tidak menghadiri undangan resepsi pernikahan, misalnya. Padahal masih di dalam kota. Hatilah yang menggerakkan semua anggota tubuh. Jika hati tidak berkehendak, tidak akan terjadi pergerakan semua anggota tubuh.
Kedekatan hati antara Mas Pur dengan paman Anna yang menjadikan peristiwa temu lahir yang merujuk pada kedekatan batin. Bisa terjadi dua orang setiap hari bertemu, mengobrol, makan bersama, tetapi hati berjauhan. Pada saat temannya mendapat musibah, tidak ada kata penghibur yang disampaikannya.
Pada saat temannya mendapat kebahagian, tidak keluar kalimat pendukungan. Hatinya biasa saja, meski setiap hari bertemu. Bukankah bisa terjadi “pengkhianatan” oleh teman dekat. Kedekatan lahir tidak menghalangi orang berbuat yang tidak baik.
Sahabat, sekali lagi selalu bermula dari kedekatan hati. Karena sahabat menerjadikan keterjagaan hati untuk tidak mencelakai. Karena sahabat hati selalu menginginkan kebahagian.
Karena sahabat selalu ingin saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan mencegah keburukan di antara sahabat. Mas Pur mencontohkan perjalanan jauh yang melelahkan hilang seketika bertemu dengan paman Anna.
Mereka berpelukan. Mereka saling tawa penuh canda suka. Wajah keduanya berceria. Hati lah yang mencerahkan pertemuan. Hatilah yang saling jaga kehormatan.
Allahumma benderangkan kuburan Mas Pur dan paman. Semoga kami dapat mengikuti kedekatan tanpa pamrih yang telah ditampakkan oleh mereka. Mereka tetap sederhana dalam segala hal.***

Related Articles

Back to top button