Ayumajakuning

Waspada, Angin Kencang dengan Cuaca Ekstrem Landa Ciayumajakuning

MAJALENGKA- Memasuki awal musim kemarau, angin kencang mulai melanda wilayah Majalengka dan sekitarnya dengan kecepatan mencapai 25 knot atau 46/km jam dengan cuaca ekstrem. BMKG memprediksi angin kencang dengan kecepatan yang sama masih akan terjadi hingga satu hari ke depan dengan suhu udara 36 derajat celsius.

Prakirawan BMKG Jatiwangi Ahmad Faiz Zyin, Minggu (14/5/2023), menyebutkan, wilayah Kabupaten Majalengka dan Indramayu, Cirebon serta Kuningan sudah mulai memasuki awal kemarau. Meski demikian, awal musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, namun masih ada potensi hujan dengan jumlah curah hujan di bawah 50 mm per dasaraian atau per 10 hari.

Kecepatan angin hingga 25 knot atau  46 km per jam, menurut Ahmad Faiz Zyin, sudah tergolong angin kencang dengan cuaca ekstrem. Untuk itu, masyarakat diimbau selalu waspada ketika angin kencang karena kemungkinan adanya dahan hingga pohon yang tumbang serta debu yang beterbangan yang akan menyebabkan polusi udara sehingga rentan munculnya penyakit yang disebabkan oleh debu.

Malah, suhu udara diprakirakan akan terus naik karena berdasarkan historis, data suhu udara tertinggi di wilayah Majalengka dan sekitarnya saat puncak kemarau mencapai antara 36 hingga- 38 celsius dengan kecepatan angin yang lebih ekstrem.

Sementara itu, sejumlah masyarakat di Majalengka mulai mengeluhkan besarnya kecepatan angin sejak beberapa hari terakhir. Akibat angin kencang ini banyak dahan yang tumbang serta dedaunan yang mudah kering. Daun yang jatuh pun tak hanya daun kering namun juga daun-daun di pepohonan yang masih hijau hingga bagian pucuk.

Rizki Tiari, salah seorang warga menyebutkan, daun rambutan dan mangga yang ada di depan rumahnya di Kelurahan Majalengka Wetan ketika siang hari tampak layu padahal pohonya sudah lumayan besar. Ketika pagi hari daun-daunya berjatuhan hingga berserakan masuk ke garasi rumahnya.

“Yang jatuh tidak hanya daun kering tapi daun muda, kemungkinan karena besarnya angin. Malah dahan mangga banyak yang patah, terutama yang daunnya lebat,” ungkap Rizki.

Setiap pagi disapu sampah daun hingga mencapai dua drum, padahal di pekarangannya hanya terdapa tiga pohon mangga dan rambutan. “Pagi disapu, satu menit kemudian sampah daun sudah berserakan lagi,” ungkapnya.

Meme Miharja, warga lainnya bahkan dalam sehari bisa tiga hingga empat kali menyapu halaman, karena sampah daun yang terus berjatuhan. Jika dibiarkan sampah akan semakin banyak.

Hal senada disampaikan Aan, ia mengeluhkan kondisi debu di rumahnya yang masuk terbawa angin. Dia berupaya terus menutup pintu rumahnya menghindari debu semakin banyak. Dia pun melarang anak-anaknya untuk keluar rumah karena cuaca panas disertai angin kencang. “Anginnya gede, debu dari pekarangan masuk,” katanya.

Ketika anak-anaknya keluar rumah disarankan untuk selalu menggunakan masker, selain menghindari menghisap debu juga karena cuaca yang cukup terik.

Sementara itu, di Cirebon dan sekitarnya, sejak Sabtu pagi hingga malam harinya angin bertiup sangat kencang. Suara gemuruh angin mewarnai hari-hari pada akhir pekan kemarin. “Suara angin bergemuruh, debu-debu bertebangan,” kata warga Perumnas, Fery.

Fery juga memprediksi cuaca ini merupakan awal memasuki musim kemarau. “Tetapi kelihatannya musim kemarau lebih awal dating. Biasanya di bulan Juni, Juli dan Agustus, namun sekarang terjadi pergeseran,” ulas Fery.(Tati)

 

Related Articles

Back to top button